Find Us On Social Media :

Barang Paling Berbahaya di Dunia Semenjak Ada Covid-19 Ini Ternyata Diekspor dari Negara Tetangga Indonesia ke Seluruh Dunia, Disulap Agar Bisa Dipakai Tangani Pasien Covid-19!

By May N, Minggu, 24 Oktober 2021 | 18:05 WIB

Sarung tangan bekas ini jadi barang paling berbahaya sejak Covid-19 dan diedarkan negara tetangga Indonesia ini ke seluruh dunia untuk jadi APD!

Intisari - Online.com - Kantung sampah berisi sarung tangan medis yang sudah terpakai, beberapa bahkan sudah terkena noda tanah atau darah, mengotori lantai di gudang pinggiran kota Bangkok.

Di dekatnya ada mangkuk plastik, diisi dengan pewarna biru dan beberapa sarung tangan.

Pejabat Thailand mengatakan buruh migran telah mencoba membuat sarung tangan bekas itu menjadi baru lagi, ketika otoritas kesehatan Thailand menyidak fasilitas itu Desember lalu.

Gudang itu tidak hanya satu, masih banyak gudang seperti itu beroperasi di Thailand sampai saat ini, seperti melansir pemberitaan CNN.

Baca Juga: Isu Pencurian Organ Tubuh Jenazah Covid-19 Viral, Kemanakah Limbah Medis Termasuk 'Potongan Tubuh Manusia' Dibuang oleh Rumah Sakit?

Mereka beroperasi untuk mendapatkan uang dari permintaan sarung tangan nitril tingkat medis, yang permintaannya membludak dengan ledakan kasus Covid-19.

Mereka juga mengirimkan jutaan sarung tangan bekas ini untuk ekspor ke Amerika Serikat (AS) dan negara-negara di seluruh dunia, di tengah kelangkaan sarung tangan yang akan memakan waktu bertahun-tahun agar bisa terpenuhi lagi.

Penyelidikan CNN yang memakan waktu sebulan telah temukan jika puluhan juta sarung tangan nitril palsu dan bekas telah mencapai AS, menurut catatan impor dan distributor yang membeli sarung tangan itu.

Angka itu bagaikan puncak gunung es, karena masih banyak lagi yang belum tercatat, dan kini penyelidikan kriminal sedang dilaksanakan oleh otoritas di AS dan Thailand.

Baca Juga: Indonesia Bisa Cukup Lega Lepas dari Covid-19 Walaupun Masih Harus Berhati-hati, Negara Tetangga Ini Malah Jadi Sorotan Karena Buruknya Penanganan Covid-19, 'Salahkan Presidennya'