China menjalankan berbagai cara menunjukkan kereta China-Laos sebagai cerita sukses BRI.
BRI sendiri juga sudah mendorong negara Asia Tenggara lain dengan tegas menerima dan menyongsong skema pembangunan infrastruktur USD 1 triliun yang telah berbentuk apa saja di negara tetangga Laos.
Termasuk juga kemajuan dalam jalur kereta lain yang mirip di Thailand dan proyek pelabuhan di Myanmar.
Keduanya adalah kunci untuk visi BRI dalam ekonomi regional terhubung dengan China sebagai pusatnya.
Visi ini jauh lebih menguntungkan China, karena menjamin keamanan ekonomi China saat ketegangan terus berlanjut dengan AS dan sekutu-sekutu mereka di jalur perdagangan laut seperti Laut China Selatan.
Memang, jalur kereta China-Laos adalah prestasi yang luar biasa, yang akan berlanjut dari Vientiane menuju yang rencananya sebuah jembatan baru di Sungai Mekong ke Nong Khai di Thailand, kemudian menuju Singapura.
Namun ada efek negatif ke rencana besar yang membuat Laos utang besar-besaran pada China.
Sekitar USD 3,6 miliar dari biaya total pembangunan jalur kereta sebesar USD 5,97 miliar itu telah dibiayai oleh pinjaman dari Bank Ekspor-Impor China dan sisanya oleh LCTC, yang terdiri dari tiga firma milik pemerintah China yang memegang saham 70% serta perusahaan negara Laos dengan saham 30%.