Find Us On Social Media :

Sudah Bangun Sekolah, Rumah Sakit, sampai Masjid, Negeri Ini Malah Difitnah Sebagai Penjajah oleh Presiden Prancis...

By May N, Rabu, 13 Oktober 2021 | 06:00 WIB

Ilustrasi tentara Kekaisaran Ottoman

Intisari - Online.com - "Pembangunan Aljazair sebagai suatu negara adalah fenomena yang perlu ditonton.

"Apakah ada negara Aljazair sebelum kolonisasi Perancis? Itulah pertanyaannya."

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Presiden Perancis, Emmanuel Macron, ketika berpidato di hadapan rakyat Aljazair.

Aljazair adalah negara jajahan Perancis.

Baca Juga: Bak Lupa dengan Masjid-masjid yang Telah Diluluhlantakkannya, Prancis Ngotot Ogah Disebut Sebagai Penjajah Negara Ini, Lupa dengan 'Kutukan Sejarah' yang Tak Bisa Disangkal Ini

Namun, Emmanuel Macron sebagai Presiden Perancis menyebut Perancis bukan negara penjajah negara di Benua Afrika tersebut.

Pidatonya ia sampaikan ketika ia duduk bersama 18 cucu dari Herkis Aljazair yang berperang bersama kolonial Perancis selama Perang Kemerdekaan Aljazair (1954-1962).

Mengutip Middle East Monitor, menurut Le Monde, akibat pernyataan Macron tersebut, Presiden Perancis tersebut juga sudah keterlaluan mengabaikan keberadaan, budaya, agama, ilmu dan sejarah.

Penulis Middle East Monitor, Motasem A Dalloul, menyebut Macron seharusnya membaca The Civilisation of the Arabs oleh Orientalis Perancis, Gustav Le Bon.

Baca Juga: Nyeplos Seenak Jidatnya Sendiri, Pantas Negara Ini Marah Besar Pada Presiden Prancis, Sampai Pulangkan Duta Besar Prancis Ini Pemicunya!

Buku tersebut mengatakan mengenai bangsa Arab ketika mereka menaklukan Spanyol, termasuk Aljazair: "Mereka mengabdikan diri mereka ke pembelajaran ilmu pengetahuan dan seni, penerjemahan buku-buku Yunani dan Latin ke dalam bahasa Arab dan pendirian universitas yang tetap menjadi satu-satunya budaya milik pengungsi di Eropa untuk waktu yang lama."

Selama waktu itu, Perancis bahkan tenggelam dalam kegelapan yang pekat.

Dalloul beranggapan Macron memiliki pengetahuan kurang mengenai sejarah negaranya.

Menurutnya, Macron tidak ingat, atau bahkan secara bebas berharap lupa, jika Aljazair, di bawah komando penguasa Ottoman, Laksamana Barbaros Hayreddin Pasa, melindungi raja Perancis, Francis I, untuk mempertahankan stabilitas kerajaan Perancis dan Henry II, sama halnya dengan Charles V melawan invasi Spanyol.

Baca Juga: Benar-benar Mati Syahid dalam Perang, Inilah Sultan Murad I Penguasa Takhta Ottoman yang Perkasa: 'Korbankan Saya untuk Orang-orang Muslim Ini'

Macron juga mengatakan: "Ada kolonisasi sebelumnya. Saya puas melihat kemampuan Turki untuk membuat orang-orang sepenuhnya lupa peran mereka di Aljazair dan dominasi yang telah mereka latih, dan untuk menjelaskan jika kami hanyalah satu-satunya kolonial. Itu hebat, para warga Aljazair percaya akan itu."

Macron tidak paham jika ada negara kolonial sebelumnya di Aljazair, tapi bukan Turki.

Macron juga tampaknya tidak paham perbedaan antara Turki dan Kekaisaran Ottoman.

Memang ada kolonisasi sebelum Perancis di Aljazair, tapi Kekaisaran Ottoman yang disebut Macron sebagai Turki, membebaskan Aljazair dari kolonisasi Spanyol dan mengembalikan negar aMuslim ke dalam payung persatuan Islam di bawah Kesultanan Ottoman.

Baca Juga: Tersemat dengan Mantap di Dada, Lambang Bulan Bintang di Klub Bola Ini Jadi Simbol 'Utang Nyawa' Rakyat Irlandia pada Kekaisaran Turki, Terjadi Setelah Disengsarakan Raja Inggris

Ketika Kesultanan Ottoman menguasai Aljazair, mirip dengan yang terjadi di semua negara-negara Arab, Asia dan Eropa, kekaisaran itu membangun sekolah-sekolah untuk rakyat Aljazair, memperbolehkan bahasa asli negara tersebut dipakai.

Kekaisaran Ottoman juga membangun masjid, perpustakaan, rumah sakit, jembatan dan mempertahankan budaya negara tersebut.

Yang paling penting adalah Kekaisaran Ottoman tidak mencuri sumber daya negara-negara tersebut, tidak seperti Perancis, yang telah hidup dari sumber daya negara-negara Afrika terutama uranium mereka.

Bukan Turki yang memiliki kemampuan membuat orang lupa peran mereka selama era Ottoman.

Baca Juga: Inilah Bendera Palestina yang Mirip dengan Negara Lain Terinspirasi dari Pemberontakan Arab Lawan Pemerintahan Ottoman

Warga Aljazair sendiri yang dengan rasa syukur, tidak melupakan negara dan penguasa yang membantu dan melindungi mereka berabad-abad lamanya, sementara bisa mempertahankan budaya dan tradisi mereka.

Macron dirasa masih perlu belajar bagaimana Muslim melindungi negara dan budaya mereka, dan kemudian ia akan menyesali pernyataannya yang merendahkan Muslim yang ia anggap tidak mampu menaklukan Perancis.

Terakhir menurut Dalloul, seharusnya para penguasa Eropa mengatakan, "Tidak diragukan, Umat Kristen Eropa yang barbar telah mendapat keberadaban sama dengan yang didapat Spanyol di bawah bendera peradaban Arab, dan setelah dibangun, akan menghindari bencana perang agama yang begitu parah."

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini