Intisari - Online.com - Ketegangan terus meningkat sejak Agustus lalu di provinsi paling timur Indonesia, provinsi Papua, setelah lusinan warga meninggal dalam kekacauan dipicu oleh isu rasis dan diskiriminasi terhadap populasi asli Papua.
Permintaan untuk referendum kemerdekaan telah meningkat sejak saat itu.
Namun Jakarta sejauh ini merespon dengan mengirimkan lebih banyak pasukan keamanan.
Papua yang masyarakatnya adalah penduduk asli Melanesia, memiliki sejarah dengan pelanggaran HAM dan konflik politik, terutama sejak Presiden Soeharto mendapat kekuasaan di Indonesia di akhir tahun 1960-an.
Masuknya provinsi sebagai bagian dari Indonesia dilaksanakan bersamaan dengan kepentingan oleh negara-negara adidaya saat dimulainya Perang Dingin, kepentingan bisnis dan pembagian wilayah oleh Indonesia yang terhitung baru saja merdeka.
Papua menjadi bagian dari Indonesia sebagai kesepakatan baru antara Indonesia dan negara kolonialnya, Belanda.
Indonesia yang menyatakan kemerdekaan dari Belanda pada 17 Agustus 1945 ingin menyatukan semua wilayah bekas jajahan Belanda ke dalam suatu kesatuan yaitu Indonesia, termasuk Papua, yang dulu dikenal sebagai Belanda Nugini.
Namun Belanda tidak bersedia menyerahkan Papua, dengan argumen jika orang asli Papua adalah secara ras dan etnis berbeda dari sebagian besar populasi Indonesia.