Find Us On Social Media :

Melanjutkan Perjanjian Linggarjati, Inilah Perjanjian Renville yang Justru Setelah Disepakati Malah Menyulut Amarah Warga di Jawa Barat, Mengapa?

By May N, Minggu, 10 Oktober 2021 | 17:44 WIB

Perjanjian Renville diadakan di atas kapal perang Amerika Serikat, USS Renville.

Intisari-Online.com - Pemerintah Indonesia menandatangani isi Perjanjian Renville pada 19 Januari 1948.

Itu terjadi setelah dilakukan berbagai upaya lainnya untuk menyelesaikan konflik Indonesia-Belanda.

Namun nyatanya, dengan penandatanganan Perjanjian Renville pun konflik tersebut belum berakhir.

Bahkan adanya perjanjian itu memicu kemarahan rakyat Indonesia di Jawa Barat.

Baca Juga: Isi Perjanjian Roem Royen Sepakati Diselenggarakannya KMB untuk Selesaikan Konflik Indonesia-Belanda

Mereka menganggap bahwa perjanjian tersebut tidak melindungi warga Jawa Barat.

Hal itu semakin menambah kekecewaan mereka yang sudah tidak puas dengan kemerdekaan Indonesia.

Sejak kemerdekaannya pada 1945, negara Indonesia terus dibayangi kehadiran Belanda yang ingin kembali berkuasa dan tidak mengakui proklamasi 17 Agustus.

Memang seperti apa isi Perjanjian Renville yang membuat rakyat kecewa itu?

Baca Juga: Fakta Nikko Jenkins dan Keluarganya, Terlibat 633 Tindak Pidana dalam 4 Dekade Terakhir

Berikut ini Isi perjanjian Renville:

1. Pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan segera.

2. Republik Indonesia merupakan negara bagian dalam RIS.

3. Belanda tetap menguasai seluruh Indonesia sebelum RIS terbentuk.

4. Wilayah Indonesia yang diakui Belanda hanya Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Sumatera.

5. Wilayah kekuasaan Indonesia dengan Belanda dipisahkan oleh garis demarkasi yang disebut Garis Van Mook.

6. Tentara Indonesia ditarik mundur dari daerah-daerak kekuasaan Belanda (Jawa Barat dan Jawa Timur).

7. Akan dibentuk Uni Indonesia-Belanda dengan kepalanya Raja Belanda.

8. Akan diadakan plebisit atau semacam referendum (pemungutan suara) untuk menentukan nasib wilayah dalam RIS.

9. Akan diadakan pemilihan umum untuk membentuk Dewan Konstituante RIS.

Baca Juga: Termasuk Bekas Penjajah Timor Leste hingga Tetangga Indonesia, Inilah 10 Negara Teraman di Dunia Saat Ini

Salah satu isi Perjanjian Renville adalah ditariknya Tentara Indonesia dari Jawa Barat dan Jawa Timur.

Hal itu tidak bisa diterima rakyat Indonesia di Jawa Barat, kemudian melahirkan peristiwa Long March Siliwangi.

Itu adalah sebuah perjalanan panjang para tentara Divisi Siliwangi dari Jawa Barat ke Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Selanjutnya, dampak dari peristiwa tersebut melahirkan sebuah pemberontakan oleh Kartosuwiryo dan pasukannya yang tidak ingin keluar dari Jawa Barat yang saat itu berada di bawah kekuasaan Belanda.

Baca Juga: Nekat Nyelonong ke Laut Bangka Belitung, Sebuah Kapal Hantu Dikejar hingga Ditembaki Helikopter Polisi, Nasibnya Berakhir Seperti Ini

Pemberontakan yang dimpimpin Kartosuwiryo itu dikenal sebagai Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia atau DI/TII.

Mereka bertujuan untuk mendirikan Negara Islam (NII). Kartosoewirjo memproklamasikan hadirnya NII sebagai negara melalui maklumat pemerintah No II/7.

Dalam maklumat disebutkan bahwa 17 Agustus 1945 adalah akhir masa kehidupan Indonesia.

Kartosoewirjo memantapkan keputusannya untuk mengklaim seluruh wilayah Indonesia sebagai kekuasaan dari NII.

Baca Juga: Jangankan Jadi Negara Adidaya, China Bakal Jadi Bulan-bulanan Dunia Jika Teori Virus Corona Bocor dari Laboratorium Terbukti Benar

Ide Kartosuwiryo tersebut kemudian diikuti oleh daerah-daerah lainnya, membuat pergerakan DI/TII semakin meluas di Indonesia.

Memicu kemarahan rakyat Indonesia, Perjanjian Renville sendiri kemudian berakhir dengan aksi militer Belanda.

Setelah menandatangani perjanjian ini, Belanda justru melancarkan Agresi Militer Belanda II pada 19-20 Desember 1948.

Tindakan Belanda itu pun semakin membuatnya dikecam dunia internasional dan membuat Indonesia semakin mendapat dukungan. Sementara pemberontakan masih terus terjadi bahkan setelah Belanda mengakui kedaulatan Indonesia.

Baca Juga: Tujuh Kesalahpahaman Ini Sering Bikin Orang Israel Kesal, Salah Satunya Dikatakan Sangat Benci dengan Orang Arab, Bagaimana yang Sebenarnya?

(*)