Find Us On Social Media :

China Langsung Bikin Satu Dunia Jantungan, Lakukan 149 Serangan Mendadak ke Taiwan, Militer China Klaim Perang dengan Taiwan Bisa Pecah Kapan Saja 

By Mentari DP, Kamis, 7 Oktober 2021 | 10:30 WIB

Konflik China dan Taiwan.

Intisari-Online.com - Konflik China dan Taiwan bisa berakhir perang.

Bagaimana tidak, konflik China dan Taiwan itu semakin panas dari hari ke hari.

Bahkan China telah memperingatkan bahwa dunia berada di ambang perang besar.

Baca Juga: Beruntung Bila Menerima Vaksin yang Baru Tiba di Indonesia Ini, Ahli Ungkap Anak Usia Ini Mendapat 95 sampai 100% Kemanjuran dari Vaksin Ini, Bikin Orangtua Bisa Bernapas Lega!

China beralasan perang itu dikarenakan Taiwan dan sekutu Baratnya.

Dilansir dari express.co.uk pada Kamis (7/10/2021), peringatan mengerikan itu muncul setelah serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh jet tempur China ke wilayah udara Taiwan.

Antara Jumat dan Senin, pilot dari Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) melakukan 149 serangan mendadak ke Zona Pertahanan Udara Taiwan.

Hal itu lantas menciptakan rekor baru dalam konflik antara dua negaa tersebut.

Dalam editorial yang agresif dan agresif, Global Times yang dikendalikan Partai Komunis China, menuduh Taiwan terlibat dalam kolusi strategis dengan Amerika Serikat (AS) dan Jepang.

Baca Juga: Jor-joran Kirim Pesawat Militer untuk Provokasi Taiwan, Benarkah Perang China-Taiwan Akan Terjadi Tak Lama Lagi? Inilah Analisis Pengamat

Ia mengklaim bahwa situasi saat ini baknya pertarungan kecil dan mengancam perang dapat terjadi kapan saja.

Menteri Pertahanan Taiwan, Chiu Kuo-cheng, mengatakan ketegangan saat ini adalah yang terburuk dalam 40 tahun.

Dia juga memperkirakan bahwa Beijing akan siap untuk meluncurkan invasi skala penuh ke negaranya pada tahun 2025.

Menteri Pertahanan Taiwan mengatakan kepada China Times pada hari Rabu bahwa pada tahun 2025 China akan menambah biaya militer.

"Sebenarnya China memiliki kapasitas untuk menyerang Taiwan sekarang."

"Tetapi China tidak melakukannya karena memulai perang tidak mudah. Mereka harus mempertimbangkan banyak hal lain."

Diiketahui pemerintah China mengklaim Taiwan sebagai salah satu provinsi China dan telah bersumpah untuk merebutnya kembali, dengan paksa jika perlu.

Pemerintah China juga menuduh Pemerintah Taiwan yang dipilih secara demokratis sebagai separatis.

Akan tetapi Taiwan menolak kembali bersatu dengan China.

Mereka telah menyatakan diri sebagai negara yang berdaulat dan Presidennya, Tsai Ing-wen, telah bersikeras bahwa negara itu akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk mempertahankan diri.

Baca Juga: Biaya Rumah Sakit Mahal, Mending Mulai Rajin Konsumsi Kunyit, Dijamin Bikin Penyakit Mematikan Ini Enggan Mampir ke Tubuh Kita, Langsung Coba Malam Ini!

“Jika Taiwan jatuh, konsekuensinya akan menjadi bencana besar bagi perdamaian regional.”

"Kemenangan China akan menunjukkan otoritarianisme lebih unggul daripada demokrasi,” tambahnya.

Parlemen Taiwan saat ini sedang mengkaji RUU anggaran pertahanan khusus senilai 8,6 miliar Dollar AS.

Tujuannya ingin berupaya untuk memperkuat pertahanannya.

Di mana sekitar dua pertiga akan dihabiskan untuk senjata anti-kapal seperti sistem rudal berbasis darat.

Termasuk rencana 148,9 miliar Dollar Taiwan untuk memproduksi massal rudal buatan dalam negeri dan kapal berperforma tinggi.

Baca Juga: Terperangkap Status Negara Termiskin Sampai Terus Ditolak Jadi Anggota, Sapa Sangka Timor Leste Justru Bikin Negara-negara ASEAN Malu dengan Status Barunya Ini, Indonesia Saja Kalah