Amerika Makin Terpuruk, Sudah Nunggak Utang Rp400.000 Triliun, Kini Malah Alami Krisis Besar-besaran, Rusia hingga Iran Ogah Bantu Negara Adidaya Itu

Mentari DP

Editor

Krisis minyak mentah di Amerika Serikat (AS).
Krisis minyak mentah di Amerika Serikat (AS).

Intisari-Online.com - Setelah masalah gagal bayar utang, Amerika Serikat (AS) kembali krisis.

Kali ini krisis yang terjadi diAmerika Serikat (AS) adalah krisis naiknya biaya gas alam dan batu bara.

Bahkan kenaikanberada pada titik tertinggi dalam sejarah yang tercatat.

Baca Juga: Polisi Inggris Rilis Foto Reynhard Sinaga Babak Belur, Dokter Boyke Bongkar Analisis Perilaku PelakuPemerkosaan Terbesar Inggris Itu, Hasilnya Tak Terduga

Akibatnya krisis itutelah memukul negara adidaya itu.

Ini karenatekanan pada pasokan energi di Eropa dan Asia yang menyebabkan harga meroket bagi jutaan rumah tangga di Inggris dan sekitarnya.

Sekarang, krisis energi telah menyebar ke seluruh AS.

NamunOPEC (Organisasi Negara Pengekspor Minyak) malah menolak panggilan dari pemerintahan Joe Biden untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut.

Diketahui OPEC adalah organisasi yang terdiri dari 13 negara penghasil minyak termasuk Rusia, Aljazair, Irak, dan Venezuela.

Mereka dilaporkan menolak seruan dari Gedung Putih untuk mempercepat rencana peningkatan produksi minyak mentah dalam upaya membantu mengatasi krisis energi yang berkembang.

Baca Juga: Bikin Panik Satu Indonesia, Napi Teroris Ngaku Sembunyikan 35 Kg Bahan Bom 'The Mother Of Satan'di GunungCiremai, Pas DiledakkanLangsung Bikin Longsor!

Kelompok OPEC+ - yang telah memasukkan Rusia sejak 2016 - mengatakan pada hari Senin bahwa mereka akan tetap dengan rencana yang dirumuskan musim panas ini hanya secara bertahap meningkatkan produksi minyak sebesar 400.000 barel per hari setiap bulan.

Itu tetap meskipun ada peringatan defisit yang meningkat antara pasokan dan permintaan.

Keputusan tersebut berisiko mengobarkan ketegangan antara negara-negara OPEC dan konsumen energi besar seperti AS, Inggris, dan China.

Ini terjadi di tengah kekhawatiran bahwa inflasi biaya energi dapat menggagalkan pemulihan ekonomi setelah pandemi.

Dilansir dariexpress.co.uk pada Rabu (6/10/2021),harga minyak AS naik ke level tertinggi dalam tujuh tahun.

Patokan minyak AS West Texas Intermediate melonjak 3 persen setelah pertemuan menjadi lebih dari 78 Dollar AS per barel untuk pertama kalinya sejak 2014 pada hari Senin.

Minyak mentah Brent, penanda internasional, naik menjadi 82 Dollar AS per barel untuk pertama kalinya dalam tiga tahun.

Pada hari Selasa, yang pertama diperdagangkan di sekitar 77,80 Dollar AS, sementara yang terakhir bertahan di sekitar 81,60Dollar AS.

Apa itu OPEC?

OPEC didirikan pada 14 September 1960, di Baghdad oleh lima anggota pertama.

Mereka adalah Iran, Irak, Kuwait, Arab Saudi, dan Venezuela.

Baca Juga: Bikin Panik Satu Dunia, Setelah Korea Utara, Kini Giliran Rusia yang MendadakTembakkan Rudal Jelajah Sejauh 250 Mil, Benar-benar Bisa Picu Perang Dunia 3!

Tapi kini OPEC terdiri dari Aljazair, Angola, Guinea Khatulistiwa, Gabon, Iran, Irak, Kuwait, Libya, Nigeria, DR Kongo, Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Venezuela.

Sementara ada juga OPEC+.

Di mana OPEC+ terdiri dari 10 negara pengekspor tambahan: Rusia, Azerbaijan, Bahrain, Brunei, Kazakhstan, Malaysia, Meksiko, Oman, Sudan Selatan, Sudan.

Sejak 2016, kelompok tersebut telah bekerja sama dalam memperbaiki harga minyak mentah global dengan menyetujui kuota produksi yang menjaga produksi global tetap rendah.

Bersama-sama, kelompok tersebut mengendalikan lebih dari setengah pasokan minyak global.

Di sisi lain,Arab Saudi, pemimpin de facto OPEC dan salah satu sekutu utama AS di Teluk.

Baca Juga: Jumawa Bisa Uji Coba Rudal Nuklir Sampai Bikin Barat Ketar-ketir, Ternyata Korea Utara Dibekingi Negara-negara Kuat Ini, Pantesan Tak Takut Walau Didesak Amerika

Artikel Terkait