Find Us On Social Media :

Terlunta-lunta dari Zaman Habibie sampai SBY, para Eks Pengungsi Timor Timur Akhirnya dapat 'Ganjaran' atas Kesetiaannya pada Indonesia, Teknologi Ini Jadi Kunci

By Ade S, Sabtu, 2 Oktober 2021 | 19:27 WIB

Pengungsi Timor Leste di Timor barat.

Salah seorang pengungsi lain, Misaqui de Jesus Agustinho, mengisahkan kondisi keterbatasan hidup yang dijalaninya di kamp pengungsi Tuapukan.

Pria yang tinggal di kamp tersebut sejak usia 6 tahun tersebut mengisahkan kehidupan para pengungsi memburuk usai bantuan dari PBB berhenti setelah pada 2002, status pengungsi dihapus oleh UNHCR.

"Sesudah itu kita mulai hidup cari kayu untuk buat rumah darurat sementara," ujar pria yang lahir di Dili, Timor Leste ini.

"Kita potong kayu untuk dibuatkan tiang untuk rumah. Daun lontar dijadikan atap kita. Karena kita tidak bisa membeli alat-alat, bahan bangunan, jadi kita memakai apa yang ada di lingkungan kita," tutur  pria yang akrab dipanggil Oky ini.

Baca Juga: 'Warisan' Era Soeharto hingga Simpan Jejak Perlawanan Rakyat Bumi Lorosae terhadap Pemerintah Indonesia, 3 Destinasi Wisata Ini Ada di Ibu Kota Timor Leste

"Dan sampai sekarang kita masih hidup di rumah beratapkan daun lontar, dengan [dinding] bebak-bebak yang hampir lapuk."

'Ditolong' Risha

Namun, kini, para eks pengungsi Timor Timur ini boleh sedikit bernapas lega dalam menatap masa depan anak cucu mereka.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mulai membangun rumah khusus (rusus) di Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Baca Juga: Sejarah Timor Leste: Dulu Sering Dikunjungi Pedagang Arab, China, dan Gujarat yang Membawa Sutra serta Beras