Berbekal pilihan untuk tetap setia dengan Indonesia, mereka berharap akan mendapatkan perhatian dan tentu saja bantuan dari pemerintah Indonesia.
Namun, nasib berkata lain, mereka justru terkatung-katung di pengungsian dengan status yang tidak jelas.
Fredu Simenes, warga asli Timor Timur yang memilih mengungsi, secara gamblang bahkan sampai menyatakan dirinya telah salah memilih saat referendum.
“Kami sebenarnya salah pilih pada tahun 1999 itu,” kata Simenes.
Lebih dari dua dekade berlalu sejak referendum dilaksanakan, para eks pengungsi Timor Timur ini hidup dalam ketidakpastian hak atas tanah yang kini mereka tinggali.
Mereka pun sempat memutuskan untuk melakukan unjuk rasa menuntut kepastian status lahan yang mereka tempati pada Jumat (10/12/2020).
Unjuk rasa tersebut berjalan dengan "panas" hingga menyebabkan enam warga terluka, termasuk satu orang yang diduga kena tembak.
"Kami hanya minta pemerintah supaya melihat kami eks Tim-Tim ini. Kami hidupnya sengsara, makan minum saja setengah mati. Dan tolong berikan hak atas tanah, status yang jelas saja. Hanya mau itu, tuntutan kita hanya itu saja," tutur salah seorang warga eks pengungsi Timor Timur, Juana de Araujo Fernandes, seperti dilansir BBC News Indonesia, Selasa (15/12/2020).