Setelah tiba di tanah air, tawaran bantuan senjata tersebut disampaikan kepada Presiden/Panglima Tertinggi ABRI di hadapan rakyat Komando Operasi Tertinggi (KOTI).
Oleh ABRI, keputusan mengenai pembentukan Angkatan Kelima itu diserahkan kepada Pemimpin Besar Revolusi, Presiden Soekarno.
Tetapi, Angkatan Darat yang dipimpin Letjen Ahmad Yani, menolak pembentukan unsur baru pertahanan keamanan Indonesia tersebut.
Umumnya, para jenderal dalam AD adalah golongan anti-komunis. Oleh sebab itu, mereka menentang pembentukan Angkatan Kelima.
Sementara bagi Yani, membentuk departemen Angkatan kelima tidak efisien, Yani secara tegas juga menyampaikan penolakannya atas usul Aidit.
Selain dianggap tidak efisien, pasukan sipil bersenjata sudah ada dalam wujud Pertahanan Sipil.
Didukung China semenntara TNI AD menentangnya, tujuan PKI menuntut pembentukan Angkatan Kelima itu sendiri, selain untuk mempersenjatai buruh dan tani, adalah untuk menasakomisasi angkatan bersenjata dan sebagai antisipasi terhadap konfrontasi dengan Malaysia.
Sempat menghebohkan Indonesia, pembentukan Angkatan Kelima tak berlanjut karena situasi politik Indonesia kemudian kacau balau.