Find Us On Social Media :

Jadi Mata Uang Baru yang Menggiurkan, Kripto Kini Ilegal di China dan Semua Transaksinya Dilarang, Rupanya Ini Alasan China Larang Kripto

By May N, Senin, 27 September 2021 | 06:30 WIB

Ilustrasi beberapa koin kripto

Intisari-Online.com - Pemerintah China melarang semua transaksi kripto dan sudah berikrar membasmi penambangan aset digital.

Hal ini karena perdagangan kripto dianggap berhubungan dengan penipuan, pencucian uang dan penggunaan energi yang berlebih.

Minggu (26/9) Bank of China menyebut transaksi kripto akan dianggap aktivitas keuangan yang terlarang, termasuk layanan yang disediakan oleh bursa efek di luar negeri.

"Kripto, termasuk bitcoin dan tether, bukan mata uang fiat dan tidak dapat diedarkan," terang Bank of China.

Baca Juga: Tak Main-main, Ratusan Juta Dollar AS Mata Uang Kripto Disita Polisi Inggris, Informasi Intelijen Ungkap Dugaan Aset Kriminal

China sudah memiliki aturan melarang bank menawarkan layanan terkait kripto.

Pedagang sendiri menyiasatinya dengan pindah ke platform over the counter (OTC) dan offshore exchanges.

“Larangan China pada semua aktivitas perdagangan kripto akan memiliki beberapa dampak jangka pendek atas nilai mata uang, tetapi implikasi jangka panjang kemungkinan akan diredam,” kata Ganesh Viswanath Natraj, asisten profesor keuangan di Warwick Business School.

Memang masih ada spekulan di China, tapi aktivitas telah bergeser ke luar negeri selama bertahun-tahun.

Baca Juga: Khawatir pada Gerak-gerik Hamas, Israel Bakal Sita Akun Hamas yang Digunakan untuk Kumpulkan Mata Uang Kripto, Memangnya Digunakan untuk Apa?

China bahkan memburu penambang kripto karena menyedot energi secara besar-besaran sebagai langkah pengawasan.

Menurut badan perencanaan ekonomi China, pembasmian penambang kripto adalah suatu hal yang penting.

Hal ini karena mengingat China berambisi memangkas emisi karbon.

China menghadapi krisis listrik yang parah dan telah mengguncang sektor komoditas mulai dari aluminium hingga baja.

Baca Juga: Israel Akan Sita Akun Hamas yang Digunakan untuk Kumpulkan Mata Uang Kripto Lantaran Disukai untuk Transaksi Gelap

Beberapa industri telah melihat pasokan listrik mereka dibatasi dalam beberapa minggu terakhir.

Negara ini adalah rumah bagi penambang besar kripto di dunia.

Indeks Konsumsi Listrik Bitcoin Cambridge, mengungkapkan bahwa kekuatan komputer China yang terhubung ke jaringan bitcoin global yang dikenal sebagai hash rate mencapai 46% pada April 2021 atau turun dari realisasi September 2019 sebesar 75,5%.

"Regulator China selalu bersikap ekstrem dan mereka terus membuat pertanyaan seperti ini. Mungkin karena mereka merasakan aktivitas yang terus berlanjut di China," kata Vijay Ayyar, kepala Asia Pasifik dengan pertukaran mata uang kripto Luno di Singapura.

Baca Juga: Perusahaan Indonesia Pun Jadi Korbannya, Inilah Hacker Korea Utara yang Garong Duit Rp18,3 Triliun, FBI Sampai Memburunya!

Tindakan keras baru China terhadap penambangan kripto dan aktivitas perdagangan dimulai pada bulan Mei 2021 lalu.

Itu adalah pertama kalinya pejabat tinggi menyasar penambangan kripto di tingkat nasional.

Langkah ini menyebabkan jatuhnya harga krIpto, dengan bitcoin yang kehilangan sekitar setengah nilainya antara April dan Juli tahun ini.

Sementara pasar telah pulih, tetap masih jauh di bawah level tertinggi sepanjang masa yakni sebesar US$63.000.

Baca Juga: Kim Jong-Un Terkenal Jor-joran Habiskan Uang Negara Buat Rudal, Mari Mengenal Deretan Rudal Korea Utara dari Scud Sampai Taepodong, Rudal Apa yang Paling Mematikan?