Presiden AS Eisenhower Pernah Memerintahkan CIA untuk Menggulingkan Pemerintahan Indonesia, Apa Perannya dalam Huru-Hara 1965 di Indonesia?

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Presiden AS Eisenhower dan Perannya dalam Huru-Hara 1965 di Indonesia

Intisari-Online.com - Sejarah Indonesia dihiasi oleh berbagai kejadian dan juga sebenarnya campur tangan asing.

Salah satunya yakni mengenai keterlibatan CIA dalam perpolitikan dalam negeri.

Melansir Kompas.com, dalam pengakuan resmi pertamanya, Departemen Luar Negeri AS telah memberikan laporan rinci tentang operasi rahasia besar yang diluncurkan CIA di Indonesia selama tahun 1950-an.

Operasi rahasia itu, disebut dipicu kekhawatiran pengaruh komunis yang mulai tumbuh di masa pemerintahan Presiden Soekarno.

Baca Juga: Dikira Bikin Taliban Kepanasan, Setelah Tinggalkan Senjata Militer dalam Kondisi 'Rongsokan', Amerika Ternyata Juga Lakukan Tindakan 'Radikal' Ini di Pangkalan Rahasia CIA Dilansir LA Times, dokumen sejarah setebal 600 halaman ini menunjukkan bahwa pemerintahan presiden AS saat itu, Dwight D Eisenhower, yang menjabat hingga 1961, sempat melakukan operasi intelijen rahasia.

Mereka mendukung pemberontak anti-komunis di Indonesia yang, dalam beberapa hal, juga merupakan cikal bakal operasi Teluk Babi melawan Kuba.

William Z Slany, sejarawan resmi Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa sebelumnya, Departemen Luar Negeri tidak pernah mempublikasikan informasi tentang operasi rahasia CIA, kecuali beberapa kegiatan intelijen di Vietnam pada awal 1960-an.

Indonesia adalah operasi intelijen Perang Dingin yang lebih khas.

Baca Juga: Gerakan 30 September: Detik-detik Saat PKI Kuasai RRI, Sebut CIA Ada di Balik Gerakan yang Bermaksud Gulingkan Pemerintahan Soekarno

Di depan umum, AS mempertahankan hubungan diplomatik yang normal dengan pemerintah Soekarno di Jakarta.

Sementara itu, Administrasi Eisenhower diam-diam campur tangan dalam tindakan militer terhadapnya.

Menteri Luar Negeri John Foster Dulles mengatakan pada satu pertemuan penting bahwa Soekarno, "berbahaya, tidak dapat dipercaya, dan rentan terhadap cara berpikir komunis."

Maka, pada awal tahun 1958, AS mulai secara diam-diam memasok dan mendukung kelompok-kelompok militer pembangkang di pulau-pulau terluar Indonesia, Sumatra, dan Sulawesi.

Baca Juga: Lahir dari Medan Perang Melawan Pasukan Komunis Uni Soviet di Afghanistan, Beginilah Bagaimana Kelompok Teroris Al-Qaeda Lahir dan Mengapa Osama bin Laden Terlibat , Perang Afghanistan Sia-sia Belaka

“Ada banyak bukti bahwa AS mendorong dan mendukung pemberontakan, sampai jelas bahwa pemberontakan itu gagal,” ujar sejarawan Departemen Luar Negeri.

Sejarawan mengatakan bahwa fakta bahwa CIA melakukan operasi rahasia di Indonesia sudah diketahui.

Indonesia mulai mengeluh tentang kegiatan CIA setelah menembak jatuh dan menangkap seorang pilot Amerika, Allen Pope, yang membom sasaran militer untuk mendukung pemberontak.

Howard P Jones, duta besar Amerika untuk Indonesia, kemudian menulis sebuah buku di mana dia mengakui, dan mengkritik, operasi intelijen rahasia itu.

Baca Juga: Tindakan Ekstrem Fidel Castro, Pemimpin Revolusioner Kuba Ini Nekat Membekukan Jenazah Seorang Penerbang AS Selama 18 Tahun, Alasannya?

Tetapi, dokumen Departemen Luar Negeri yang baru mengumumkan untuk pertama kalinya bahwa ada pengambilan keputusan Administrasi Eisenhower, makalah kebijakan internal dan laporan pertemuan di mana operasi rahasia direncanakan dan diluncurkan.

Direktur CIA saat itu, Allen Dulles, duduk di semua sesi strategi utama, mencoba mengatur detail sehari-hari dari tanah Asia yang dilihatnya melalui mata Barat.

Pada satu titik, dia mengatakan kepada Dewan Keamanan Nasional: “Sebagai rakyat, orang Indonesia sering banyak bicara, disertai dengan sangat sedikit tindakan.”

Pada tahun 1959, ketika menjadi jelas bahwa para pemberontak akan gagal, Eisenhower mengubah arah.

Baca Juga: Ayahnya Rela 'Serahkan Batang Leher' Kepada CIA dan Khianati Kepercayaan Khadafi, Kini Anaknya Bersekongkol dengan Israel untuk Bikin Murka Umat Islam Seantero Dunia

Alih-alih mendukung para pemberontak, ia memutuskan untuk memberikan dukungan AS kepada tentara reguler Indonesia yang telah memerangi mereka.

Harapan, para pemimpin militer akan memberikan penyeimbang bagi Soekarno dan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Dalam jangka panjang, strategi itu lebih efektif.

Pada tahun 1965, di tengah upaya kudeta yang misterius, para pemimpin militer Indonesia yang dipimpin oleh Jenderal Soeharto mengambil alih negara, dan secara bertahap menurunkan Soekarno dari kekuasaan.

Soeharto lantas menjadi presiden Indonesia.

Sejarah Departemen Luar Negeri berakhir pada tahun 1960, dan tidak ada bukti tentang peran CIA dalam perebutan kekuasaan militer tahun 1965.

Direktur CIA memanggil eksekutif, agar berusaha untuk menjaga agar berita tersebut tidak dipublikasikan.

Tapi, peran Eisenhower semakin jelas dan nyata saat dokumen-dokumen lampau perlahan dibuka.

Baca Juga: Hampir Dilupakan Dunia Setelah Membusuk di Guantanamo, Sidang Pelaku Bom Bali I Hambali Mulai Dilaksanakan Bersama Dua Warga Negara Malaysia Ini

(*)

Artikel Terkait