Intisari-Online.com - Perjanjian AUKUS antara Amerika Serikat, Inggris dan Australia disebut-sebut menjadi pemicu ketegangan di Laut China Selatan yang mengancam kehidupan negara-negara Asia Tenggara.
Namun keadaan semakin tidak stabil tidak hanya karena kesepakatan senjata kapal selam nuklir itu saja.
Mengutip SCMP, perdamaian yang makin surut di Laut China Selatan sudah diperkirakan oleh Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob ketika ia ditanya reaksinya terkait AUKUS.
Kenyataannya kesepakatan tersebut memiliki potensi kuat "memprovokasi negara adidaya lain semakin agresif di wilayah Indo-Pasifik, terutama di Laut China Selatan," ujar Ismail Sabri setelah telepon dengan Perdana Menteri Australia, Scott Morrison.
Faktanya, memang negara Asia Tenggara syok dengan betapa cepatnya keadaan damai berubah menjadi tegang.
Hal ini tidak hanya disebabkan oleh kapal selam nuklir yang akan dimiliki Australia, tapi juga karena persaingan senjata di wilayah sengketa tersebut.
Mengutip Reuters, pakar memperingatkan Asia mungkin akan mengalami perlombaan senjata makin cepat daripada yang diperkirakan.
Berikut ini adalah berbagai senjata yang sudah atau akan memasuki wilayah tersebut.