Find Us On Social Media :

Pantas Saja Jadi Nama Detasemen Militer Wanita di Republik Armenia, Ratu Prajurit Armenia Ini Terkenal Karena Kecantikan dan Kesopanannya

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 15 September 2021 | 17:25 WIB

Mausoleum, yang dibangun pada pertengahan akhir abad ke-4, pernah berisi sisa-sisa raja Kristen dan pagan dari dinasti Arshakid di Armenia.

Meskipun ada berbagai literatur Armenia awal abad pertengahan, namun itu dikondisikan oleh kendala sosial tradisional.

Sumbernya, misalnya, terutama tertarik pada kaum bangsawan (naxarars), yang berarti pandangan kita tentang Armenia awal dilihat melalui pandangan sebagian besar laki-laki dan elit.

Dalam beberapa teks sejarah, seperti Buzandaran Patmut'iwnk', sebuah sejarah anonim Kerajaan Armenia dari tahun 330 M hingga kemunduran dan pemisahannya pada tahun 387, memuat kisah-kisah tokoh seperti P'aranjem.

Peran pria dan wanita di Armenia awal abad pertengahan terutama dipandu oleh prinsip awrēnk, yang berfungsi sebagai hukum adat tidak tertulis, menilai orang Armenia berdasarkan perilaku mereka yang benar (awrēnk) dan tidak benar (anawrēn).

Setelah pertobatan kerajaan pada awal abad keempat, cita-cita moral ini didukung oleh etika Kristen.

Bagi wanita Armenia, ini berakar pada model kepatuhan, kesucian, dan kerendahan hati yang religius.

Sementara pria dihargai karena kemampuan bela diri, kepemimpinan, dan kepahlawanan mereka.

Awrēnk juga menghubungkan perempuan dengan rumah tangga, pengaturan agama tertentu dan pendidikan, sedangkan laki-laki terlibat dalam politik dan kepemimpinan hukum unit keluarga.

Mereka yang sesuai dengan peran tradisional dipuji, tetapi mereka yang melanggar dikritik.

Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Orang Jerman Tembak Tentara Wanita Rusia Saat Terlihat dalam Penglihatan Mereka pada Perang Dunia II Hingga Akibatkan Konflik Makin Brutal