Advertorial

Tak Kalah Ganas, Israel Punya Pasukan Elit yang Diisi Banyak Tentara Wanita, Bahkan Masih Bisa Angkat Senjata Saat Menyusui Bayinya

Mentari DP

Editor

Intisari-Online.com - Dunia militer identik dengan para pria.

Namun hal tersebut tidak berlaku di Israel.

Di negara ini, para pria dan wanitamemang ditakdirkan untuk menjadi tentara.

Sebab begitu mereka memasuki usia 18 tahun, maka mereka harus menjalani wajib militer.

Baca Juga: 9 Tahun Lalu Nekat Jual Ginjalnya Seharga Rp245 Juta demi iPhone, Kini Remaja Ini Menyesal, Dia Tak Bisa Jalan, Jadi Miskin, hingga Harus Rutin Cuci Darah

Dengan penduduk yang semuanya tentara itu, maka dalam kondisi darurat untuk menghadapi peperangan, Israel bisa memobilisasi pasukannya dalam hitungan jam.

Pada umumnya semua warga dan anggota militer Israel memiliki prinsip bahwa mereka adalah generasi yangsurvivedari korban holocoust (pembantaian massal) Nazi.

Agar peristiwa kelam itu tidak terulang maka memiliki kemampuan tempur paling mumpuni merupakan syarat mutlak.

Baca Juga: Melihat Perkebunan Mayat, Ketika Ribuan MayatDibiarkan Membusuk, Diikat di Pohon, Hingga Direndam, Ternyata Ini Tujuan di Baliknya

Oleh karena itu, menjadi tentara bagi warga Israel bukan hanya karena ada wajib militer tapi sebuah keharusan dalam upaya untuksurvive.

Para wajib militer Isarel bertugas selama dua sampai tiga tahun dan bagi mereka yang ingin meneruskan kariernya di militer kemudian akan digabungkan ke unit-unit tertentu.

Salah satu unit yang merupakan satuan pasukan elit Israel adalah Batalyon Caracal yang anggotanya merupakan campuran pria dan wanita.

Tapi jumlah personel pasukan wanita di Batalyon Caracal lebih besar dengan komposisi sepertiga prajurit pria dan dua pertiga lainnya prajurit wanita.

Sebagai batalyon pasukan elit, dalam pelatihannya para anggota Batalyon Caracal mendapatkan perlakukan sama baik dalam tugas perang maupun nonperang.

Selayaknya pasukan elit, Batalyon Caracal merupakan pasukan yang ganas dan bisa menjalankan semua jenis peperangan mulai dari peperangan terbuka hingga peperangan antiteror.

Para anggota pasukan Batalyon Caracal bisa diterjunkan ke medan tempur menggunakan helikopter, melalui terjun payung, lewat lautan, dan lainnya.

Dengan doktrin bahwa jika Israel sampai kalah perang akan bisa menjadi korban holocoust lagi, maka para tentara Israel baik pria maupun wanita menjadi tentara-tentara yang ganas.

Membunuh musuh adalah hal biasa bahkan bisa dilakukan sambil tertawa-tawa.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Belum Usai, Sejumlah Klub Malam di Jepang Kembali Dibuka, Hal Serupa Terjadi di Korea Selatan dan Langsung Ada 34 Kasus Positif Virus Corona

Seperti yang terjadi pada 9 Agustus 2014 ketika para sniper Israel menembak seorang remaja Palestina yang sedang main bola, lalu para sniper Israel itu merasa kegirangan sambil tertawa-tawa.

Selain tergabung dalam Batalyon Caracal, para wanita Israel juga banyak yang menjadi pasukan elit anteror Oketz Unit yang dalam misi tempurnya selalu ditemani anjing penyerang dan sekaligus pelacak bahan peledak.

Pasukan elit antiteror Oketz Unit selalu diturunkan setiap ada konflik di sepanjang Jalur Gaza untuk menakut-nakuti warga Gaza yang berusaha mendekati pembatas antara Israel dan Jalur Gaza.

Peran wanita di militer Israel memang sangat penting mengingat penduduk Israel terbatas.

Hanya sekitar 8 juta, dan dalam peperangan musuhnya berasal dari berbagai negara.

Oleh karena itu, Israel juga memiliki pasukan tank yang awaknya para wanita. Semuanya terlatih baik dan siap diterjunkan dalam peperangan.

Ratusan wanita Israel juga mahir menerbangkan pesawat tempur.

Tapi para pilot tempur wanita Israel sudah bukan merupakan hal yang aneh lagi.

Karena China dan AS juga banyak memiliki pilot tempur wanita.

Namun, karena para wanita Israel memang sudah biasa bertempur sejak tahun 1948, bahkan sampai dilukiskan sambil menyusui bayinya saja para wanita Isarel masih memegang pistol.

Maka tak mengherankanketika jadi tentara para wanita Isarel memang sangat ganas.

(Agustinus Winardi)

Baca Juga: Pantas Penyebarannya Semakin Menjadi-jadi, Ternyata Virus Corona Bermutasi, Akankah Pembuatan Vaksin Sia-sia? Ini Jawaban Ahli

Artikel Terkait