Baik NUG dan junta Myanmar telah mencela satu sama lain sebagai teroris.
ASEAN sedang mengatur bantuan kemanusiaan untuk Myanmar setelah blok tersebut menunjuk Menteri Luar Negeri Kedua Brunei, Mr Erywan Yusof, sebagai utusan khusus untuk mencoba memfasilitasi dialog politik.
Selama akhir pekan, ia mengungkapkan proposal untuk gencatan senjata empat bulan di Myanmar untuk memastikan keselamatan pekerja kemanusiaan yang memberikan bantuan.
Tidak jelas apakah deklarasi NUG pada hari Selasa akan memicu gelombang bentrokan bersenjata.
Yang jelas, sudah lebih dari 170 pasukan pertahanan rakyat (PDF) semi-otonom lokal telah melancarkan serangan gerilya terhadap pasukan dan petugas polisi selama beberapa bulan terakhir.
Beberapa PDF juga telah membunuh tersangka informan junta dan administrator lingkungan sipil yang bekerja di bawah junta.