Intisari-Online.com - Pada Rabu (8/9/2021) dini hari, terjadi kebakaran di Lapas Kelas I Tangerang,Kota Tangerang, Banten.
Kebakaran di Lapas Kelas I Tangerang, itu mengakibatkan 40 narapidana tewas di tempat, 1 tewas dalam perjalanan ke rumah sakit, dan 81 lainnya selamat.
MenurutMenteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, 39narapidana yang tewasmerupakan narapidana asal Indonesia.
Sementara dua korban lainnya adalah narapidanawarga negara asing (WNA).
"Satu warga negara (WN) Portugal dan satu WN Afrika Selatan," ujarYasonna.
LanjutYasonna, dari 41 narapidana yang tewas itu,satu orang merupakan narapidana kasus pembunuhan, satu orang napi terorisme, dan yang lainnya napi kasus narkoba.
"Namun demikian, kami sekali lagi, kami menyampaikan duka yang mendalam kepada seluruh keluarga," sambung dia.
Menurut petugas, mereka melihat api sekitar pukul 01.45 WIB.
Lalu 12 pemadam kebakaran setempat datang 13 menit kemudian.
Dugaan sementara karenapersoalan listrik arus pendek, namun demikian polisi akan menyelidikanya lebih lanjut.
Diketahui, Lapas Kelas I Tangerang tersebut telah dibangun sejak tahun 1972.
Artinya di tahun 2021 ini,Lapas Kelas I Tangerang berusia 42 tahun.
Soal banyaknya korban, Yasonna menjelaskan kalau Lapas Tangerang yang terbakar itu berada di Blok C 2 yang dihuni oleh 2.072 orang.
Di mana Blok C 2 tersebut berbentuk paviliun-paviliun yang kamar-kamarnya terkunci.
"Tentu kalian bertanya mengapa dikunci?"
"Memang protap-nya lapas harus dikunci. Kalau enggak dikunci nanti melanggar protap," kata Yasonna.
Sulit membayangkan bagaimana cara narapidana bisa bertahan dari kobaran api ketika pintu kamar tahanannya dikunci.
Namun jika kebakaran itu terjadi di penjara yang dijuluki penjara terburuk di dunia ini, maka jumlah korban tewas mungkin meningkat berkali-kali lipat.
Dilansir dari independent.co.uk pada Rabu (8/9/2021), Penjara Gitarama di Rwanda adalah penjara terburuk dan paling mengerikan di dunia.
Alasan mengapa penjara ini disebutpenjara terburuk dan paling mengerikan di dunia karena penjara ini menampung terlalu banyak narapidana.
Serta penjara inikurang mendapatkan biaya untuk operasional.
Tak heran, tempat inisangat penuh sesak.
Karena narapidana dibiarkan hidup, makan, dan mati di sebuah ruangan setengah meter persegi.
Penjara ini memiliki kapasitas hanya 400 tahanan, tetapi ada 6.000 sampai 7.000tahanan dimasukkan dalam kondisi seperti ternak.
Bahkan penjara ini mendapat julukan "Neraka di Bumi".
Para narapidana di PenjaraGitarama lebih banyak menghabiskan waktu dengan berdiri karena keterbatasan tempat.
Tapi yang lebih meresahkan adalah kenyataan bahwa para narapidana sering terlibat dalam perkelahian mematikan dan memakan mayat para tahanan yang dibunuh untuk tetap hidup.
Tidak hanya itu, laporan menyebutkan bahwa 7-8 narapidana meninggal setiap hari di penjara Gitarama karena kondisi yang mengenaskan.
Para tahanan lebih sering bertelanjang kaki dan menderita gangren.
Banyak organisasi hak asasi manusia telah memprotes kondisi menyedihkan di dalam penjara, tetapi belum berhasil memperbaiki situasi di sini.