Find Us On Social Media :

5 Pucuk Senjata Diamankan Ketika TNI Tangkap 2 Anggota KKB Papua, Salah Satunya M-16, Senjata yang Konon Dibuang Tentara AS di Perang Vietnam karena Hal Ini

By Khaerunisa, Rabu, 8 September 2021 | 15:05 WIB

Ilustrasi. M-16.

Baca Juga: Rugi Kalau Melewatkan Berbagai Manfaat Rambut Jagung Ini, Mulai Sekarang Jangan Buang dan Coba Buat Jadi Teh

Prajurit infanteri Amerika yang bertempur di Korea sering menghadapi pejuang musuh dalam situasi jarak dekat.

Kondisi itu tidak cocok dengan senapan yang dirancang untuk penggunaan jarak jauh, seperti M-1 Garand Rifle.

Sifat global dari konflik Amerika juga berarti militer menginginkan senapan yang bisa serbaguna dan bekerja di berbagai lingkungan.

Keinginan itu mengarah pada M-14, yang dikenal sebagai 'bapak' M-16.

Baca Juga: Belum Umumkan Pemerintahan Baru Meski Sudah 3 Minggu Berkuasa, Taliban Paksa Mantan Anggota Pasukan Keamanan Afghanistan untuk Bergabung dengan Mereka

M-14 pada dasarnya adalah senapan M-1 yang baru dan lebih baik.

Senapan tersebut lebih ringan, memiliki pasokan amunisi on-board yang meningkat dan akurasi yang jauh lebih besar saat menembak dalam mode semi-otomatis.

Terlepas dari peningkatan tersebut, pembuatannya lebih mahal dan kurang dapat diandalkan.

Namun, yang paling memberatkan adalah bahwa fitur barunya yang paling signifikan juga adalah tumit Achilles-nya. Senjata itu hampir tak terkendali ketika ditembakkan dalam mode otomatis.

Baca Juga: Sok Koar-koar Menentang Invasi Indonesia di Timor Leste, Inilah Sosok Politisi Australia 'Bermuka Dua' yang Sempat Hasut Indonesia untuk Caplok Timor Leste

Sementara itu, senapan serbu AR-10 dan AR-15 yang lebih baru, keduanya sangat ringan dengan berat hanya 5 pon.

Lebih lagi, senjata itu bisa menembakkan magazen 25 peluru dan yang paling penting, bisa menahannya sendiri ketika ditembakkan secara otomatis.

Produksi M-14 dihentikan pada awal 1963 dan digantikan oleh AR-15, yang tidak lama kemudian dikembangkan lebih lanjut dan berganti nama menjadi M-16.

Senapan Stoner akhirnya secara resmi diadopsi oleh Angkatan Darat.