Penulis
Intisari-Online.com -Otoritas Israel blingsatan mengetahui penjara mereka telah berhasil dibobol keluar oleh tahanan Palestina.
Mengutip CNN, kini otoritas Israel memburu 6 militan Palestina yang berhasil melarikan diri dari penjara Israel.
Mereka melarikan diri pada Senin pagi kemarin.
Para pria tersebut melarikan diri dari penjara Gilboa, yang terletak antara Laut Galilee di Israel dan kota Jenin, Tepi Barat.
Sementara itu dilaporkan dari Al Jazeera, penjara Gilboa termasuk penjara superketat Israel.
Pembobolan ini sangatlah langka.
"Semalam, kami menerima sejumlah laporan mengenai sosok-sosok mencurigakan di lahan pertanian dan dari penjara, yang menemukan sangat cepat bahwa para tahanan menghilang dari sel mereka dan 6 tahanan melarikan diri," ujar juru bicara polisi Israel Eli Levy kepada Radio Kan Israel.
Polisi, tentara dan agen intel dari badan mata-mata dalam negeri Israel Shin Bet bergabung dalam upaya pencarian ini.
Anjing pelacak juga dikirimkan dan pos pemeriksaan disiapkan di wilayah di sekitar Gilboa.
Tentara mengatakan pasukan mereka "disiapkan dan dikirimkan" ke wilayah Tepi Barat sebagai bagian dari operasi tersebut.
Media lokal mengatakan para pria yang kemungkinan berbagi sel penjara itu, melarikan diri melewati terowongan dan tampaknya menerima bantuan dari luar.
Terowongan itu tampaknya telah digali dari bawah toilet di dalam sel, dari yang mana tampaknya para tahanan merangkak keluar dari fasilitas tersebut.
Tahanan itu termasuk Zakariye Zubeidi (46), mantan pemimpin partai Fatah di kota Jenin, utara Tepi Barat, ditemani 5 anggota Jihad Islam Palestina yang dihukum penjara seumur hidup karena terlibat dalam serangan kepada Israel selama Intifada Palestina, awal 2000-an.
Tahanan lainnya bernama: Monadel Yacoub Nafe'at (26), Yaqoub Qassem, Yaqoub Mahmoud Qadri (49), Ayham Nayef Kamamji (35), dan Mahmoud Abdullah Ardah (46).
Setidaknya 4 pria dihukum hukuman seumur hidup menurut media lokal.
Para pria tersebut diyakini pergi ke Jenin, di mana Otoritas Palestina memegang sedikit kontrol dan di mana warga Palestina pada beberapa minggu juga telah mengkonfrontasi pasukan Israel, beberapa dari mereka berasal dari polisi Musta'ribeen, unit jaringan bawah tanah yang dibuat oleh warga Israel menyamar sebagai warga Palestina.
Qadura Fares, kepala Klub Tahanan Palestina, menggambarkan pembobolan itu sebagai kemenangan melawan sistem keamanan Israel.
"Kami bangga dengan pembobolan ini. Kami telah meminta semua hal yang diperlukan untuk membebaskan tahanan Palestina. Jika tahanan bisa membebaskan diri sendiri, ini adalah hal yang bagus," ujar Fares, yang menghabiskan 18 tahun di penjara.
Al Jazeera yang melaporkan dari Ramallah, mengatakan otoritas Israel menemukan tahanan berhasil melarikan diri pada pukul 3.30 pagi.
Dikatakan polisi melakukan pencarian luas melibatkan helikopter di kota-kota dan desa-desa di dekat wilayah utara Tepi Barat, serta di wilayah yang membatasi Yordania.
Tahanan bisa saja melarikan diri ke Jenin, Yordania, atau bersembunyi di lahan pertanian di sekitar penjara itu.
Hamas, kelompok yang mengendalikan Jalur Gaza, menyebut keluarnya para tahanan itu sebagai 'kekalahan besar' bagi sistem keamanan Israel.
Juru bicara Jihad Islami Dawood Shehab, menggambarkan keluarnya para tahanan sebagai 'aksi heroik' yang merupakan 'guncangan parah' kepada militer Israel dan seluruh 'sistem keamanan' Israel,
"Ini adalah perjuangan yang panjang dan terbuka… kependudukan ini harus memahami pelajaran ini dengan baik, bahwa warga kami tidak akan menyerah," ujar Shehab dalam pernyataan yang dibawa oleh agensi berita Palestina Maan.
"Terorisme Israel tidak akan berhasil menghancurkan orang-orang kami," tambahnya.
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett dalam pernyataannya mengatakan pembobolan itu 'kecelakaan serius' dan mengatakan ia menerima pemberitahuan teratur mengenai pencarian tersebut.
Israel menahan sekitar 4.750 warga Palestina dalam lusinan fasilitas penjara mereka, termasuk 42 wanita, 200 anak kecil, dan 500 tahanan administratif, menurut kelompok HAM tahanan Addameer.
Walaupun jarang, ini bukan pertama kalinya tahanan Palestina melarikan diri dari penjara Israel.
Tahun 1995, tiga warga Palestina berhasil keluar dari fasilitas Kfar Yona, dan tahun 2014, penjara Shata, dekat dengan Gilboa, menemukan upaya pembobolan yang mirip dengan terowongan yang terjadi di Gilboa.