Penulis
Intisari-Online.com - Kanker prostat merupakan salah satu kanker kedua terbanyak yang terjadi pada pria menurut World Cancer Research Fund pada 2018.
Sementara itu, di Indonesia kanker prostat menampati urutan ke-5 jenis kanker yang paling banyak diderita oleh pria, menurut data Global Burden of Cancer (GLOBOCAN).
Seperti yang diungkapkan Dr.dr. Irfan Wahyudi, SpU(K), Kepala Departemen Urologi FKUI-RSCM, dalam Virtual Media Briefing dengan tema Kenali Prostatmu: Pentingnya Deteksi Dini dan Penanganan Kanker Prostat pada Orang Dewasa untuk Meningkatkan Usia Harapan Hidup pada Senin (6/9/2021).
Kanker prostat merupakan jenis kanker yang menyerang pria dan terjadi dalam kelenjar prostat.
Prostat sendiri merupakan kelenjar kecil yang berada di dasar kandung kemih. Kelenjar ini termasuk dalam sistem reproduksi dan letaknya mengelilingi saluran yang bertugas membawa urine dari kandung kemih menuju ke penis.
Selain itu, kelenjar prostat juga berperan sebagai penghasil semen, yaitu suatu cairan yang keluar bersama dengan sperma saat terjadi ejakulasi.
Namun hal yang disayangkan, para penderita kanker prostat di Indonesia justru sering kali datang dalam kondisi stadium lanjut.
dr. Irfan mengatakan, hal tersebut karena deteksi dini kasus kanker prostat di Indonesia belum optimal.
Padahal, pasien kanker prostat yang didiagnosis pada stadium dini, memiliki angka harapan hidup yang tinggi serta kualitas hidup cukup baik.
"Pasien kanker prostat yang didiagnosis dan ditatalaksana pada stadium dini, ternyata memiliki angka harapan hidup selama 10 tahun mencapai 90 persen," kata dr, Irfan.
"Angka ini akan menurun mencapai 50 persen apabila ditemukan di stadium lanjut," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Prostate Cancer Awareness Month, dr. Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, Sp. U (K) Ph. D, memaparkan gejala masalah kesehatan ini dan kapan sebaiknya memulai skrining kanker prostat.
"Gejala yang dikeluhkan meliputi gangguan berkemih, adanya darah pada urin atau air mani, disfungsi ereksi, sakit pada pinggang, punggung dan tulang iga, kelemahan pada tungkai/kaki dan ketidakmampuan mengontrol kandung kemih," jelasnya.
Kanker prostat juga dapat menyebar ke organ-organ terdekat, seperti kandung kemih, tulang atau organ lain.
"Kanker prostat yang menyebar ke tulang dapat menyebabkan nyeri dan patah tulang,” ungkapnya.
Untuk skrining, ia menjelaskan, dapat dimulai pada pria di atas 50 tahun, terutama adalah mereka dengan keluhan gangguan berkemih. Sementara itu, skrining kanker prostat juga baiknya dilakukan oleh pria di atas 45 tahun dengan riwayat kanker prostat dalam keluarga.
Saat skrining, salah satunya dilakukan PSA atau Antigen Spesifik Prostat.
“Prostate Spesific Antigen (PSA) merupakan pemeriksaan darah yang penting pada skrining kanker prostat dengan nilai sensitivitas sebesar 21% dan nilai spesifisitas sebesar 91%."
Nilai normal PSA yakni di bawah 4 ng/ml. Kemudian, kemungkinan terjadi kanker akan meningkat seiring dengan peningkatanh PSA.
Setelah didiagnosa kanker prostat, pasien harus menjalani beberapa terapi tergantung pada stadium apa kanker ini terdiagnosa.
"Pada kanker prostat stadium rendah dapat dilakukan pemantauan ketat, operasi dan radioterapi.
"Untuk kasus kanker prostat stadium lanjut yang terlokalisir akan dilakukan radioterapi pada pasien.
"Sedangkan untuk kasus kanker prostat yang sudah menyebar, dilakukan terapi hormonal dan juga kemoterapi."
(*)