Kisah Myuki Ishikawa 'Bidan Iblis' yang Sengaja Cabut Ratusan Nyawa Bayi yang Lahir di Rumah Sakit Jepang, Alasannya?

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Myuki Ishikawa, bidan asal Jepang ini dijuluki oni-sanba atau bidan iblis.

Intisari-Online.com - Setelah bom menghantam Jepang dan mengakhiri Perang Dunia II, situasi ekonomi di Jepang sangat krusial.

Jepang menderita dan itu menyebabkan orang-orang kelaparan.

Tetapi begitu perang usai, ledakan angka kelahiran bayi begitu tinggi.

Antara 1947-1949 sekitar 2,6 juta bayi lahir.

Baca Juga: Kisah Neerja Bhanot, Pramugari Maskapai Pan Am Penerbangan 73 yang Korbankan Dirinya Demi Selamatkan Ratusan Penumpang

Banyak pasangan yang tak mampu mengurus bayi-bayi yang lahir tersebut dan aborsi masih ilegal.

Miyuki Ishikawa adalah seorang bidan yang bekerja di Rumah Sakit Bersalin Kotobuki di Jepang pada tahun 1940-an.

Bidan asal Jepang ini dijuluki oni-sanba atau bidan iblis.

Dia menyadari bahwa angka kelahiran begitu meningkat pesat dan banyak orang tua khawatir dengan bayi-bayi yang dilahirkannya.

Baca Juga: Siapakah Pria Ini, Apakah Dia Pahlawan atau Pembunuh Berdarah Dingin? Kisah ‘Robin Hood’ di Dunia Nyata, Tapi Akhirnya ‘Tersandung’ Akibat Ulahnya Sendiri

Jadi, cara terbaik untuk mengatasi masalah ini adalah membiarkan bayi yang baru lahir meninggal.

Miyuki memutuskan pilihan ini untuk, tetapi kadang-kadang para ibu itu sendiri yang memintanya untuk membunuh anak mereka.

Apa pun untuk mencegah kehamilan tidak diperbolehkan dan mereka akan dihukum berat jika mereka mencoba.

Apa yang dilakukan Miyuki Ishikawa bukanlah rahasia di rumah sakit itu.

Baca Juga: Kisah Saudara Sekandung yang Ikut Berjuang Selama Perang Dunia Pertama, Ada yang Harus Lakukan Ini Agar Bisa Ikut Membela Negara, Selamatkah Mereka dari Perang Ini?

Kekejaman Ishikawa membuat para bidan lain yang bekerja di rumah sakit itu merasa jijik.

Mereka lantas memutuskan mengundurkan diri dari pekerjaannya.

Biadabnya, tak lama setelah "pembunuhan" itu, ia dan suaminya berusaha malah memperoleh uang.

Keduanya menghampiri orang tua para bayi dan meminta uang dalam jumlah besar, mengklaim bahwa jumlah uang yang diminta tak lebih banyak dari dana yang dipakai untuk mengurus anak yang tidak diinginkan.

Baca Juga: Kisah Neerja Bhanot, Pramugari yang Korbankan Nyawanya Demi Lindungi Ratusan Penumpang dari Pembajak Pesawat Bersenjata

Dalam menjalankan aksi pemerasannya ini, mereka tak sendirian.

Seorang dokter bernama Shiro Nakayama, juga terlibat dalam hal ini.

Mereka melindungi pasangan ini dengan mengeluarkan sertifikat kematian palsu.

Tapi, kekejaman Ishikawa dan kawan-kawan lekas terungkap.

Pada 12 Januari 1948, dua petugas polisi dari Kepolisian Waseda tanpa sengaja menemukan lima korban terakhir Ishikawa.

Setelah otopsi, kelima bayi tersebut tewas secara tidak wajar.

Baca Juga: Kisah Pembunuhan Presiden William McKinley di Depan Umum Inilah yang Sebabkan Terbentuknya Dinas Rahasia AS untuk Lindungi Jabatan Tertinggi Negara

Selama penyelidikan, polisi menemukan sekitar tiga puluh mayat di sebuah kuil dan empat puluh di rumah seorang petugas pemakaman.

Miyuki dan Takeshi Ishikawa pun ditahan pada 15 Januari 1948.

Pengadilan Distrik Tokyo menjatuhi hukuman delapan tahun penjara bagi Ishikawa, sementara Takeshi dan Dr Shiro Nakayama masing-masing dijatuhi hukuman empat tahun.

Mereka akhirnya hanya harus menjalani setengah hukuman mereka.

Sampai hari ini tidak ada yang tahu jumlah bayi yang dia targetkan, perkiraan antara 85 dan 169.

Secara total, dia diadili untuk 103 kematian bayi baru lahir.

Baca Juga: ‘Anda Dengar Jeritan Itu? Saya Harus Bantu Mereka’, Kisah Heroik Rick Rescorla, Veteran Perang Vietnam yang Selamatkan Ribuan Nyawa, Sempat Ramalkan Serangan Teroris Akan Terjadi pada Menara Kembar

(*)

Artikel Terkait