Find Us On Social Media :

Dulu Sempat Menjadi Salah Satu Partai Terbesar di Indonesia, Ini Tujuan PKI yang Awalnya Didirikan oleh Seorang Komunis Belanda

By Khaerunisa, Sabtu, 4 September 2021 | 19:10 WIB

Henk Sneevliet, pendiri PKI.

Baca Juga: Tak Seperti Warga di Desa Pemborong Mobil, Walau Sama-sama Ketiban Rezeki Nomplok, Warga Kampung Miliarder Sleman Ini Pilih Habiskan Uang Miliaran Rupiah dengan Cara Ini

PKI memperoleh peringkat 4 dalam Pemilu 1955 dengan perolehan 16,36 persen suara.

Namun, berselang dua tahun, 1957, Partai Masyumi yang juga terlibat dalam pemilu 1955 merasa tersaingi dengan PKI, sehingga partai ini menuntut agar PKI dilarang.

Tidak jauh dari peristiwa tersebut, dibentuklah Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) yang difungsikan untuk menangkap ribuan kader PKI di wilayah-wilayah yang mereka kuasai.

Mengetahui hal tersebut, Soekarno yang mendukung sayap kiri pun mengeluarkan Undang-undang Darurat.

Baca Juga: Siapakah Pria Ini, Apakah Dia Pahlawan atau Pembunuh Berdarah Dingin? Kisah ‘Robin Hood’ di Dunia Nyata, Tapi Akhirnya ‘Tersandung’ Akibat Ulahnya Sendiri

Pada 1960, Soekarno mencetus sebuah slogan bernama Nasakom yang berarti Nasionalisme, Agama, dan Komunisme. Dengan demikian maka peranan PKI sebagai mitra politik pun dilembagakan oleh Soekarno.

Kehadiran PKI yang terasa semakin kuat, membuat khawatir para pesaing. Kemudian mulailah muncul gerakan-gerakan untuk menentang PKI.

Puncak keruntuhan partai ini ketika terjadi peristiwa 30 September, di mana PKI menjadi tersangka utama tragedi kejam tersebut.

Presiden Soekarno berusaha untuk meyakinkan bahwa PKI tidak terlibat sebagai partai dalam kejadian tersebut, melainkan adanya sejumlah tokoh PKI yang bertindak luar kendali. Namun hingga kini, dalang dibalik peristiwa 30 September terus menjadi perdebatan.

Baca Juga: Kisah Saudara Sekandung yang Ikut Berjuang Selama Perang Dunia Pertama, Ada yang Harus Lakukan Ini Agar Bisa Ikut Membela Negara, Selamatkah Mereka dari Perang Ini?

(*)