Saat itu, Xanana menekanan tentang peningkatan kemampuan militer Timor Leste melalui rencana pelatihan dengan militer Indonesia.
Selain itu, masalah kontrak pembelian senjata yang akan dilakukan Timor Leste dari Indonesia pun turut dibahas.
Timor Leste sepakat untuk membeli senjata dari Pindad, sebuah perusahaan pertahanan yang dimiliki Indonesia.
Bahkan sebenarnya bisa dikatakan Timor Leste merupakan salah satu pelanggan dari barang-barang produksi Pindad.
Sebab, pada 2012 pun mereka sudah membeli senjata, tank, dan kendaraan lapis baja lainnya dari Pindad.
Timor Leste sendiri memang hanay sebuah negara kecil yang hanya memiliki satu perbatasan darat, yaitu garis sepanjang 200 km yang membentang dengan provinsi Nusa Tenggara Timur.
Hanya saja, beberapa mantan pejuang kemerdekaan Timor Leste mereasa terganggu dengan kesepakatan-kesepakatan tersebut.
Mereka merasa tidak tepat rasanya untuk Timor Leste masih menjalin kerja sama dengan negara yang pernah 'menjajahnya'.