Tantangan keamanan nyata bagi INTERFET selalu terjadi pada minggu pertama, dan taruhannya tinggi.
Ada kemungkinan bahwa kelompok-kelompok milisi akan terus memprovokasi orang Timor, yang mengarah ke pertempuran dengan pasukan INTERFET.
Ini membuatnya mengarah pada ketidaksengajaan atau kesalahan penilaian, sehingga militer Indonesia (TNI) dan pasukan INTERFET mungkin bentrok.
Panglima Darurat Militer Indonesia, Letnan Jenderal Kiki Syahnakri, dengan sigap mengambil tindakan untuk menghindari apa saja yang bisa menjadi bentrokan.
Dia memahami taruhan tinggi dan konsekuensi jangka panjang yang berpotensi bentrokan bersenjata yang mengarah ke konflik yang lebih luas antara Australia dan Indonesia.
Selain itu, pengerahan pasukan tempur dalam jumlah besar yang cepat dan kuat, awalnya dari Australia, Selandia Baru, dan Inggris, merupakan penghalang yang tegas bagi berlanjutnya kehadiran kelompok milisi.