Penulis
Intisari-online.com -Komunis dan komunisme menjadi salah satu paham yang mendapat kecaman negatif di Indonesia.
Hal ini karena komunis dibayangi oleh peristiwa pembantaian G30S/PKI pada 30 September 1965.
Komunis juga digambarkan paham yang tidak mempercayai Tuhan.
Namun sebenarnya paham ini tidak selugas itu.
Baca Juga: Sejarah Peristiwa Pemberontakan PKI Madiun 1948: Pemimpin, Latar Belakang & Akhir Peristiwa
Mengutip britannica.com, komunisme adalah doktrin politik dan ekonomi yang bertujuan mengganti kepemilikan swasta dan ekonomi berdasarkan keuntungan.
Kepemilikan di komunisme berkonsep kepemilikan publik dan pengendalikan komunal setidaknya pada produksi besar.
Contohnya adalah tambang dan pabrik-pabrik serta sumber daya alam dari masyarakat.
Menurut Karl Marx, komunisme dan sosialisme berbeda, dan komunisme sudah lama dipandang sebagai bentuk yang lebih tinggi dari sosialisme.
Baca Juga: Sejarah Pemberontakan PKI Madiun: Latar Belakang dan Tujuannya
Dalam bukunya Critique of the Gotha Programme (1875), Marx mengenali dua fase komunisme yang mengikuti prediksi penggulingan kapitalisme:
Pertama adalah sistem transisi yang menyebabkan kelas pekerja mengendalikan pemerintah dan ekonomi tapi masih membayar orang berdasarkan berapa lama bekerja atau betapa baiknya mereka bekerja.
Sedangkan yang kedua adalah komunisme seluruhnya, masyarakat tanpa pembagian kelas atau tanpa pemerintah, yang mana produksi dan distribusi barang berdasarkan prinsip "dari semua sesuai kemampuan ke semua sesuai kebutuhan."
Para pengikut Marx, termasuk pemimpin revolusi Rusia Vladimir Ilich Lenin, mengikuti arahan Marx.
Kemudian Lenin menekankan dalam bukunya State and Revolution (1917) bahwa sosialisme berperan dalam fase pertama pembentukan masyarakat komunis seperti dijelaskan Marx, dan komunisme cocok dengan fase kedua.
Lenin dan sayap Bolshevik dari Partai Buruh Sosial-Demokrasi Rusia membentuk kepahaman ini pada 1918, setahun setelah mereka meraih kekuasaan di Rusia dengan mengambil nama All-Russian Communist Party.
Sejak saat itu, komunisme telah dipandang secara besar dan secara eksklusif dengan bentuk politik dan organisasi ekonomi yang berkembang di Uni Soviet dan diadopsi di Republik Rakyat China dan negara lain yang dipimpin oleh partai komunis.
Pada sebagian besar abad ke-29, hampir sepertiga dari populasi dunia hidup di rezim komunis.
Rezim ini digambarkan dikuasai oleh partai tunggal yang tidak mentoleransi oposisi.
Dalam ekonomi kapitalis, yang mana masing-masing individu bersaing untuk keuntungan, dan pemimpin partai bisa menyusun komando ekonomi yang mana pemerintah bisa mengelola properti dan pajak, harga serta target produksi.
Ketidakefisiensian ekonomi ini menjadi pemeran penting dalam runtuhnya Uni Soviet tahun 1991.
Saat ini negara komunis besar kecuali Korea Utara sudah memperbolehkan persaingan ekonomi lebih besar sementara pemimpin hanya satu partai.