Find Us On Social Media :

Dulunya Jadi Tawanan Perang Amerika Sampai Dijebloskan di Penjara Guantanamo, Kini Sosok Petinggi Taliban Ini Rupanya Malah Diangkat Jadi Orang Penting Ini

By Afif Khoirul M, Kamis, 26 Agustus 2021 | 10:32 WIB

Mullah pernah berjanji untuk tidak kembali berperang jika dibebaskan.

Intisari-online.com - Mullah Abdul Qayyum Zakir merupakan salah seorang petinggi Taliban.

Ia pernah ditangkap Amerika kemudian dijebloskan ke penjara Amerika Guantanamo, yang disebut penjaranya teroris.

Mullah adalah seorang pemimpin pasukan bersenjata Taliban yang ikut menyerbu gedung pemerintahan Afghanistan.

Sosok yang lahir tahun 1973, itu menghabiskan waktu di penjara Teluk Guantanamo, di bawah Presiden AS George W.Bush.

Baca Juga: Seringnya Dibuang Begitu Saja, padahal Ada Berbagai Manfaat Biji Salak yang Bisa Didapat, Salah Satunya Bikin Lebih Berenergi!

Zakir ditangkap oleh pasukan AS selama intervensi militer di Afghanistan tahun 2001.

Di penjara, Zakir mengenakan kemeja nomor 8.

Zakir pernah meyakinkan pejabat AS bahwa dia tidak akan kembali berperang jika dia dibebaskan.

Namun, sekembalinya ke Afghanistan, Zakir langsung memimpin operasi militer di provinsi Helmand, kemudian menjadi panglima Taliban.

Baca Juga: Saat Amerika Saja Sudah Tak Peduli, China hingga Rusia Justru Berebut Dekati Taliban untuk Wujudkan Hal Ini

Kantor berita Al-Jazeera mengutip sumber dari Taliban yang mengatakan bahwa Zakir telah ditunjuk sebagai menteri pertahanan Afghanistan dalam pemerintahan baru.

Zakir dianggap sebagai "teman dekat" Ismail Qaani, komando elit Quds Iran.

Berkat hubungan ini, Zakir telah menerima banyak senjata dari negara tetangga Iran.

Menurut sebuah sumber di Alarby, Zakir langsung memerintahkan Taliban untuk menyerbu gedung pemerintah pada 14 Agustus, secara resmi mengambil alih ibukota Kabul.

Sebagai panglima militer Taliban, Zakir dikatakan sebagai penentang keras pembicaraan damai antara Taliban dan pemerintah Afghanistan.

Negosiasi berlangsung sebelum serangan umum Taliban pada Mei 2021.

Baca Juga: Pantesan Semudah Ini Taliban Bisa Mengetahui Pengkhianat, Ternyata Mereka Punya Alat Untuk Mengetahui Warga Afghanistan yang Jadi Mata-Mata AS

Lahir di provinsi Helmand, Zakir berimigrasi dari Afghanistan ke Pakistan setelah menyelesaikan sekolah menengah.

Dia bergabung dengan gerakan anti-Soviet di Afghanistan, kemudian bergabung dengan gerakan Taliban, yang didirikan di bawah kepemimpinan mendiang pemimpin tertinggi Mohammed Omar.

Ketika dia ditangkap pada tahun 2001, Zakir adalah wakil pemimpin baru Taliban.

Selama sidang tahun 2007, Zakir kemudian mengatakan kepada pejabat AS bahwa dia ingin "kembali ke kampung halamannya untuk bersatu kembali dengan keluarganya dan bekerja di tanah airnya".

"Saya melihat gambar Afghanistan sedang dibangun kembali, dan saya senang Amerika membangun kembali negara saya. Saya tidak melihat alasan untuk melawan Amerika," kata Zakir.

Pada 2010, situs CS Monitor, menggambarkan Zakir sebagai orang yang "sangat kuat" di jajaran Taliban.

Baca Juga: Masih Dianggap Kelompok Teroris Oleh Rusia, Siapa Sangka Negeri Beruang Merah Sudah Ancang-Ancang Akan Hancurkan Taliban Jika Sampai Berani Lakukan Hal Ini

Zakir dianggap sebagai pemikir taktis yang baik di medan perang, memiliki pengaruh besar pada pemberontakan melawan AS dan sekutu Baratnya di Afghanistan selatan.

Mullah Abdul Salaam Rocketi, mantan komandan Taliban, mengatakan "Zakir adalah komandan legendaris di medan perang".

"Eksploitasi yang menciptakan reputasinya membantunya menarik perhatian mendiang pemimpin tertinggi Mohammed Omar," Rocketi pernah berkata.