Melansir The Interpreter, tidak adanya pekerjaan bagi anak muda telah secara luas dilaporkan di media dan dibahas terus oleh badan perkembangan negara, terutama oleh organisasi masyarakat sipil.
Mirip dengan hal itu, isu kesempatan kerja yang terbatas secara lokal telah menjadi isu penting dalam penelitian terkait pekerja migran dari Timor Leste di Inggris, pekerja musiman di Australia dan pekerja sementara waktu di Korea Selatan.
Di saat yang sama, para pencari kerja telah mengalami kesulitan menemukan kandidat kerja yang cocok bekerja dengan perusahaan mereka.
Contohnya, pencari kerja temukan sebagian besar pegawai tidak punya kemampuan terapan seperti komunikasi dan manajemen yang sangat dihargai.
Lebih jauh lagi, Survei Enterprise and Skills dilaksanakan oleh Sekretariat Pemuda dan Pekerja tahun 2017 mengidentifikasi kesenjangan kemampuan dominan di bidang konstruksi, penjualan dan otomotif.
Ketiga sektor ini dapat menyediakan pekerjaan bagi banyak orang, sehingga seharusnya hal ini bisa diperbaiki.
Kini dengan Eropa dan Inggris menutup perbatasan, semakin banyak pemuda Timor Leste kesulitan mencari kerja.
Ekonomi Timor Leste bergantung berat pada uang pemerintah, dan bertahun-tahun lamanya, sektor publik telah menjadi penyerap tenaga kerja terbanyak.
Baca Juga: 21 Tahun Negaranya Merdeka, Ini Kisah Pemuda Timor Leste Merantau ke Australia Demi Capai Kemakmuran