Saat itu, dengan disepakatinya isi Perjanjian Linggarjati, konflik Indonesia dan Belanda dianggap selesai.
Namun rupanya tak butuh waktu lama untuk mematahkan hal tersebut.
Perjanjian Linggarjati justru seolah hanya memberikan waktu untuk Belanda mempersiapkan agresi militer.
Hanya empat bulan setelah perjanjian ini disepakati, tepatnya 20 Juli 1947, Belanda menyatakan tidak terikat lagi dengan perjanjian Linggarjati.
Sehari kemudian, pada 21 Juli 1947, terjadi Agresi Militer Belanda I, yaitu serangan dari Belanda ke wilayah Indonesia.
Konflik antara Indonesia dan Belanda pun kembali memanas dan diperlukan solusi lain untuk menyelesaikannya.
Di sisi Indonesia, ditandatanganinya Perjanjian Linggarjati sendiri menuai perdebatan.
Bahkan, salah satu dampaknya membuat Sutan Syahrir dianggap memberikan dukungan pada Belanda.
(*)