Find Us On Social Media :

Sambil Menenteng Senjata Duduki Kursi Kepresidenan, Inilah Momen Taliban Berhasil Mengambil Alih Negara, Terungkap Alasan Presiden Afghanistan Meninggalkan Negaranya

By Afif Khoirul M, Senin, 16 Agustus 2021 | 17:05 WIB

Taliban berbicara di depan awak media Al-Jazeera.

Intisari-online.com - Taliban berhasil mengambil alih negara setelah pertempuran dengan Afghanistan.

Bahkan dalam sebuah tayangan ekslusif yang ditampilkan oleh AlJazeera, para kelompok Taliban berhasil menduduki kursi presiden Afghanistan.

Pemimpin Taliban kemudian berbicara di hadapan awak media bahwa mereka sudah mengambil alih negaranya.

Baca Juga: Padahal Militer AS Sudah Kerahkan Pesawat Pembom B-52, Afghanistan Tetap Saja Kalah Dari Taliban, Media Rusia Sebut Kesalahan Fatal Amerika Ini Jadi Penyebabnya

Pemimpin Taliban tersebut, juga mengatakan telah menghabiskan waktu selama 8 tahun di penjara teluk Guatanamo.

Perlu diketahui, penjata ini dikuasai oleh Amerika di Kuba, yang digunakan untuk menahan teroris dunia.

Pasukan Taliban memasuki istana kepresidenan Afghanistan pada 15 Agustus.

Mereka menuntut pemindahan kekuasaan secara damai.

Baca Juga: Selemah Apa Sebenarnya Militer Afghanistan, Sudah Diberi Senjata dari Amerika dan Inggris Masih Saja Kalah Telak dari Taliban, Inggris dan AS Pun Makin Dipermalukan Gara-gara Hal Ini

Namun, di tempat lain di kota, adegan kekacauan terjadi ketika orang asing dan ribuan warga Afghanistan ingin naik pesawat untuk meninnggalkan negara itu.

TV Al-Jazeera Qatar secara eksklusif memfilmkan para pemimpin Taliban memberikan konferensi pers pertama mereka di istana presiden.

Para pemimpin Taliban duduk di meja presiden, salah satunya mengatakan dia menghabiskan delapan tahun penjara di Teluk Guantanamo yang dikuasai AS di Kuba.

Penjara Teluk Guantanamo dibangun oleh AS pada tahun 2002, setelah intervensi militer AS di Afghanistan, menggulingkan Taliban.

Tersangka teroris dibawa ke penjara ini. Sementara pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengatakan akan menutup penjara di Teluk Guantanamo.

Berbicara di radio Al-Jazeera di istana kepresidenan Afghanistan, Taliban mengumumkan perang telah berakhir dan pemerintahan baru akan segera dibentuk.

Baca Juga: Sudah Susah Payah Sudah Temui Petinggi Taliban, Rupanya Kemenangan Taliban di Afghanistan Masih Bisa Jadi Ancaman Bagi China, Apa Alasannya?

Juru bicara Taliban menegaskan bahwa mereka akan menyelesaikan masalah dengan masyarakat internasional melalui dialog.

Sebelumnya, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dan tokoh-tokoh dekatnya meninggalkan negara itu ke Tajikistan.

Lalu menyerahkan kekuasaan kepada Taliban, mengakhiri 20 tahun kehadiran AS di negara ini.

Ghani menulis di Facebook bahwa "dia meninggalkan Afghanistan untuk menghindari pertumpahan darah".

Bahwa "para patriot yang tak terhitung jumlahnya siap untuk mati syahid dan Kabul dapat dihancurkan" jika dia tetap tinggal.

Ghani tidak mengungkapkan keberadaannya saat ini setelah meninggalkan negara itu.

Orang asing di Kabul diharuskan meninggalkan Afghanistan atau mendaftar ke pejabat Taliban jika mereka tinggal.

Baca Juga: Konon Katanya Taliban Adalah Keturunan dari Suku Israel yang 'Hilang', Ternyata Begini Kenyataannya Setelah Terkuak Lewat Penelitian Bertahun-tahun

Duta besar AS dan Prancis telah dievakuasi dari Afghanistan, menurut Daily Mail.

Diperkirakan lebih dari 10.000 orang masih menunggu untuk naik ke pesawat.

Kementerian Pertahanan Italia mengatakan pesawat militer pertama tiba di Kabul pada 15 Agustus untuk "evakuasi darurat".

Denmark, Norwegia, Finlandia menutup kedutaan mereka di Afghanistan.

Sementara itu, Rusia mengumumkan bahwa tidak ada rencana untuk mengevakuasi warga dan staf diplomatik di kedutaan di Kabul.

China, Pakistan, dan Turki juga bereaksi serupa.