Penulis
Intisari-online.com - Gejolak di Afghanistan telah memaksa Amerika kembali turun tangan setelah sebelumnya umumkan penarikan pasukannya.
Beberapa waktu sebelumnya Joe Biden umumkan ingin menarik pasukannya dari Afghanistan.
Namun, situasi justru berubah darurat, Taliban makin kuat dan berhasil menduduki beberapa kota.
Mengetahui situasi itu, Amerika pun kembali kirim 3.000 pasukannya ke Afghanistan.
Tak hanya itu saja, Amerika juga kerahkan pesawat pembom strategis B-52 Angkatan Udara AS.
Meski pesawat tersebut telah dikerahkan, nyatanya Afghanistan masih kalah dari Taliban.
Bahkan menurut kabar terbaru pada Senin (16/8/21), Taliban sudah berhasil menguasai ibu kota Afghanistan Kabul.
Sementara itu, presiden Afghanistan meninggalkan negaranya menuju Tajikistan.
Sebelum Taliban bersiap untuk menyerang ibu kota Afghanistan, Kabul, Amerika Serikat mencoba untuk menanggapi pemberontakan Taliban.
Yaitu dengan mengerahkan setidaknya satu pembom strategis B-52 untuk menyerang daerah yang diduduki oleh Taliban yang mengendalikan perang.
Namun, menurut surat kabar Rusia Professional Aviation, untuk beberapa alasan yang "tidak terpikirkan".
Tembakan pesawat pengebom itu meleset dari sasaran, pelurunya meledak beberapa kilometer jauhnya.
Api dari pesawat-pesawat Amerika menghancurkan hanya beberapa bangunan yang hancur dan tidak membunuh satu pun milisi Taliban.
Menurut surat kabar Rusia, dalam konteks munculnya informasi seperti itu, kekuatan strategis AS dalam hal ini sama sekali tidak berguna.
Karena jika seorang pembom strategis tidak dapat mencapai sasarannya, itu tidak akan memiliki efek nyata.
"Faktanya, Amerika Serikat membuktikan ketidakbergunaan B-52-nya, ketika ia meleset beberapa kilometer dari pesawat tempur," kata surat kabar Rusia itu.
"Apa yang bisa kita katakan tentang kemampuan pesawat ini dalam kondisi pertempuran nyata, ketika selain sistem pertahanan udara, sistem jamming radio-elektronik yang kuat juga dikerahkan," kata seorang pakar Rusia.
Perlu dicatat bahwa meskipun pengiriman beberapa ribu tentara AS ke Kabul, Taliban merebut ibu kota Afghanistan hanya dalam empat jam.
Sementara militer AS diperingatkan bahwa jika Pentagon campur tangan, mereka akan dimusnahkan sepenuhnya oleh pasukan dari Taliban.