Sabtu 14/8 kemarin ia menyatakan biaya PCR di Indonesia jauh lebih mahal dibandingkan India.
"Pada September 2020, ketika akan pulang ke Jakarta dari New Delhi, saya melakukan tes PCR sebelum terbang, petugasnya datang ke rumah saya dan biayanya 2.400 rupee atau Rp 480.000. Waktu itu tarif tes PCR di negara kita masih lebih dari Rp 1 juta," ujar Tjandra, dikutip dari Kompas.id.
Tjandra mengungkapkan Pemerintah Kota New Delhi malah menuurunkan harga yang jauh rendah pada November 2020 mencapai Rp 240 ribu atau 1200 rupee, turun separuh dari tarif September 2020.
Sedangkan di RS swasta dan laboratorium di India pada November 2020 tarif PCR di India mencapai Rp 160 ribu (800 rupee).
Kini awal Agustus 2021 New Delhi menurunkan patokan tarif menjadi 500 rupee atau Rp 100 ribu.
”Kalau pemeriksaannya dilakukan di rumah klien, tarifnya adalah 700 rupee atau Rp 140.000. Sementara itu, tarif pemeriksaan rapid antigen adalah 300 rupee atau Rp 60.000," katanya.
Selain lebih murah, menurut Tjandra, pemeriksaan PCR di India juga jauh lebih cepat dengan hasil maksimal 1x24 jam.
"Datanya segera dikompilasi di tingkat nasional dan mencegah keterlambatan pelaporan," tutur Tjandra.