Penulis
Intisari-online.com -Tes PCR di Indonesia yang terbilang lambat membuat penanganan Covid-19 di Indonesia juga masih lambat.
Itulah sebabnya Presiden Joko Widodo meminta hasil PCR bisa keluar lebih cepat.
"Saya juga minta tes PCR bisa diketahui hasilnya dalam waktu maksimal 1x24 jam. Kita butuh kecepatan," kata Jokowi dalam siaran yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (15/8/2021).
Jokowi telah menginstruksikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk menurunkan harga tes PCR Covid-19.
"Saya berbicara dengan Menteri Kesehatan mengenai hal ini, saya minta agar biaya tes PCR berada di kisaran Rp 450.000-Rp 550.000," ujarnya.
Saat ini di Indonesia Kementerian Kesehatan menetapkan batas atas harga pemeriksaan PCR di laboratorium swasta sebesar Rp 900 ribu pada Oktober 2020 lalu.
Namun masih banyak yang mematok tarif di atas Rp 1 juta agar hasil bisa keluar dalam waktu 24 jam.
Informasi mengejutkan datang dari Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang juga mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama.
Sabtu 14/8 kemarin ia menyatakan biaya PCR di Indonesia jauh lebih mahal dibandingkan India.
"Pada September 2020, ketika akan pulang ke Jakarta dari New Delhi, saya melakukan tes PCR sebelum terbang, petugasnya datang ke rumah saya dan biayanya 2.400 rupee atau Rp 480.000. Waktu itu tarif tes PCR di negara kita masih lebih dari Rp 1 juta," ujar Tjandra, dikutip dari Kompas.id.
Tjandra mengungkapkan Pemerintah Kota New Delhi malah menuurunkan harga yang jauh rendah pada November 2020 mencapai Rp 240 ribu atau 1200 rupee, turun separuh dari tarif September 2020.
Sedangkan di RS swasta dan laboratorium di India pada November 2020 tarif PCR di India mencapai Rp 160 ribu (800 rupee).
Kini awal Agustus 2021 New Delhi menurunkan patokan tarif menjadi 500 rupee atau Rp 100 ribu.
”Kalau pemeriksaannya dilakukan di rumah klien, tarifnya adalah 700 rupee atau Rp 140.000. Sementara itu, tarif pemeriksaan rapid antigen adalah 300 rupee atau Rp 60.000," katanya.
Selain lebih murah, menurut Tjandra, pemeriksaan PCR di India juga jauh lebih cepat dengan hasil maksimal 1x24 jam.
"Datanya segera dikompilasi di tingkat nasional dan mencegah keterlambatan pelaporan," tutur Tjandra.
Menurut Tjandra, kemungkinan ada subsidi dari pemerintah India untuk menekan biaya tes sebagai bagian dari penanggulangan pandemi.
"Kalau harga tes lebih murah, jumlah tes di negara kita juga dapat lebih banyak sehingga lebih mudah mengendalikan penularan di masyarakat," katanya.