Intisari-online.com -Sering kita alami kita berinteraksi dengan orang yang ternyata positif Covid-19.
Dengan semakin banyaknya pasien Covid-19 di sekitar kita, kontak erat makin tidak terhindarkan.
Kontak erat disebut oleh Kementerian Kesehatan sebagai orang yang pernah berkontak dengan penderita Covid-19 atau orang dengan gejala Covid-19.
Riwayat kontak yang dimaksud termasuk:
Bertatap muka atau berdekatan kurang dari satu meter, selama minimal 15 menit.
Bersentuhan fisik langsung seperti bersalaman, pegangan tangan, dll.
Orang yang merawat orang yang bergejala Covid-19 atau penderita Covid-19, tanpa menggunakan alat pelindung diri seperti masker standar medis.
Berada di satu ruangan seperti di kamar, kantor, transportasi umum, atau makan bareng yang sulit jaga jarak dan tanpa mengunakan masker dengan benar.
Dulu kontak erat disebut sebagai orang dalam pemantauan atau ODP.
Guna mencegah penularan virus Corona Covid-19, seseorang yang tergolong kontak erat perlu melakukan tes pemeriksaan Covid-19.
Tes bisa PCR atau tes swab antigen, seperti dijelaskan oleh ahli patologi klinik dari Universitas Sebelas Maret (UNS), dr. Tonang Dwi Ardyanto, Sp.PK, PhD, FISQua.
Jika hasilnya positif maka Anda perlu jalankan isolasi sesuai aturan isolasi mandiri.
Kemudian Anda perlu berkonsultasi dengan tenaga kesehatan yang mengevaluasi terkait perlu tidaknya tes Covid-19 susulan selama isolasi mandiri.
“Kalau ternyata kemudian timbul gejala, soal tes lagi atau tidak, itu tergantung saran dokter yang merawat,” jelas Tonang, dikutip dari Kompas.com.
Jika hasilnya negatif maka orang tersebut tetap harus menjalankan karantina mandiri selama 5 hari.
Agar memastikan hasilnya bukan negatif palsu, perlu dilakukan lagi pemeriksaan hari kelima sejak dinyatakan kontak erat.
Lima hari sejak kontak erat dianjurkan dengan pertimbangan jumlah virus yang terdeteksi sudah mencapai puncaknya dan merupakan masa inkubasi virus Corona.
Memang, masa inkubasi virus Corona atau masa penularannya berlangsung selama 5-7 hari.
“Pada hari kelima, lakukan tes antigen atau PCR lagi. Bila positif, lanjutkan isolasi lagi. Bila negatif, maka kontak erat bisa mengakhiri masa karantina namun tetap jalankan protokol kesehatan,” kata Tonang.