Penulis
Intisari-online.com -Tahun ini Indonesia merayakan HUT RI ke-76.
Kemerdekaan Indonesia bukanlah hal yang mudah didapat.
Rakyat Indonesia mempertaruhkan segalanya untuk meraih kemerdekaan.
Dahulu banyak bangsa barat datang ke wilayah Indonesia untuk mencari rempah-rempah.
Baca Juga: Begini Makna Proklamasi Kemerdekaan Bagi Bangsa Indonesia, Termasuk Jadi Puncak Perjuangan
Saat itu adalah masa pemerintahan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia.
Bangsa Eropa datang mengadakan pelayaran samudera.
Awalnya bangsa Indonesia menyambut baik kedatangan mereka, tapi karena bangsa Eropa semakin ingin menguasai Nusantara maka banyak yang melawan.
Bangsa Eropa datang dengan beberapa alasan, seperti dikutip dari Kompas.com yaitu gold, glory dan gospel.
Gold (mencari kekayaan)
Bangsa Eropa tidak mencari emas atau kekayaan semacam itu.
Incaran mereka adalah rempah-rempah yang di abad ke-15 harganya sangat mahal di Eropa.
Bahkan saat itu harganya menyamai harga emas.
Gospel (penyebaran agama Nasrani)
Misi keagamaan mereka bawa untuk menyebarkan agama Nasrani kepada penduduk daerah kekuasaan.
Tugas ini dipelopori oleh bangsa Portugis.
Glory (mencari kejayaan)
Anggapan di Eropa adalah semakin banyak suatu negara memiliki tanah jajahan, maka negara itu disebut negara yang jaya (glory).
Hal itulah yang menyebabkan negara-negara Eropa mencari tanah jajahan sebanyak-banyaknya.
Indonesia mengimpor rempah
Rempah-rempah Indonesia dulu begitu terkenal sampai Indonesia didatangi bangsa Eropa untuk mendapatkan rempah-rempah terbaik di Indonesia.
Baca Juga: Sedapnya Bukan Main Jika Masak dengan Rempah Ini, Inilah Manfaat Akar Ketumbar di Masakan
Ada tujuh rempah yang menjadi kekayaan Indonesia: lada, kayu manis, pala, vanila, cengkeh, kunyit dan jahe.
Namun kini emas hitam itu malah ternyata diimpor dari negara lain.
Rempah yang harus diimpor adalah lada dan cengkeh.
Hal ini dicatat Badan Pusat Statistik (BPS) sepanjang Januari-Juni 2021 Indonesia sudah mengimpor sebanyak 183,55 ton.
Baca Juga: Orang Timor Leste Dulu Sering Dikunjungi Pedagang Arab, China, dan Gujarat
Sedangkan tahun lalu volume impor mencapai 255,43 ton, sehingga tahun 2021 ini menurun 28.1%.
Indonesia mengimpor lada dari Vietnam, Thailand, Australia, Malaysia dan negara lain.
Nilai impor lada sepanjang semester pertama 2021 mencapai USD 895.541, naik 3.3% dibandingkan nilai impor Januari-Juni 2020 sebesar USD 867.114.
Ada juga cengkeh yang diimpor dari Madagaskar, Singapura dan Inggris.
Baca Juga: Anda Perlu Tahu, Inilah 8 Manfaat dari Ketumbar, Rempah Kaya Antioksidan
Januari-Juni 2021 Indonesia mencatat volume impor cengkeh mencapai 2.818 ton, meningkat 12.2% dibandingkan volume impor tahun lalu sebesar 2.511,2 ton.
Nilai impor lada semester I 2021 mencapai USD 15,28 juta, naik 27% dibandingkan Januari-Juni 2020 sebesar USD 12.03 juta.