Ya, China dan Taliban disebut bisa saling menguntungkan jika Taliban berkuasa. Bagaimana bisa?
Sementara taktik brutal Taliban di Afghanistan tampaknya tidak banyak berubah sejak tahun 1990-an, dalam beberapa pekan terakhir, para pemimpinnya telah berada dalam tekanan penuh untuk mendapatkan sekutu dan pengaruh di luar negeri.
Dan, upaya itu menunjukkan tanda-tanda membuahkan hasil.
Terakhir kali Taliban berkuasa, mereka mengubah Afghanistan menjadi negara paria virtual — terisolasi dari seluruh dunia, kecuali Pakistan, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab — satu-satunya pemerintah yang mau mengakui mereka.
Namun dalam beberapa pekan terakhir, para pemimpin tinggi Taliban telah melakukan tur internasional, mengunjungi Iran, Rusia dan China.
China dilaporkan telah menjanjikan investasi besar dalam proyek energi dan infrastruktur, termasuk pembangunan jaringan jalan di Afghanistan dan juga mengincar deposit mineral tanah jarang yang luas dan belum dimanfaatkan di negara itu.