Find Us On Social Media :

Dari Rp96 Ribu Hingga Tembus Rp5 Juta, Apa Sebenarnya yang Bikin Harga Tes PCR Berbeda-beda? Benarkah Tergantung Pemerintah?

By Ade S, Minggu, 15 Agustus 2021 | 12:15 WIB

Ilustrasi tes PCR untuk Covid-19

Intisari-Online.com - Topik tentang perbandingan harga tes PCR untuk Covid-19 di Indonesia dan di India tengah ramai diperbincangkan.

Hal ini dipicu oleh kebijakan India untuk memangkas jauh harga tes PCR di negaranya.

Melansir India Today, harga tes PCR di negara tersebut turun hampir setengahnya dari 800 Rupee menjadi 500 Rupee atau sekitar Rp96.000.

"Pemerintah Delhi mengurangi harga tes Corona secara drastis demi membantu orang biasa," demikian penjelasan dari Kepala Menteri Delhi Arvind Kejriwal melalui linimasa Twitter.

Baca Juga: Cukup Lakukan Isolasi Mandiri Ketika Hasil PCR Positif Covid-19, Begini Panduan Isoman di Rumah dan Cara Dapatkan Obatnya, Haruskah Lakukan PCR Ulang Setelah Selesai Isoman?

Tentu saja hal ini membuat warga Indonesia merasa biaya tes PCR di tanah air terlalu mahal, bahkan hampir 10 kali lipatnya.

Seperti diketahui, merujuk pada Surat Edaran nomor HK. 02.02/I/3713/2020 tentang Batasan Tarif Tertinggi Pemeriksaan Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR), batas tertinggi dari harga tes PCR adalah Rp900 ribu.

Beberapa warganet pun kemudian mengomentari jomplangnya harga tes PCR di India dengan di Indonesia.

Baca Juga: Bikin Malu, Pasien Covid-19 Indonesia yang Berkeliaran dengan Hasil PCR Istrinya Ini Sampai Diberitakan Media Luar, Begini Isinya

Masih ada yang jauh lebih mahal

Namun, meski mendapatkan sorotan terkait harga tes PCR yang lebih mahal dibanding India, faktanya masih banyak negara yang memiliki harga tes PCR lebih tinggi.

Setidaknya hal tersebut dapat dilihat melalui perbandingan harga tes PCR di berbagai negara yang dibuat oleh konsultan layanan penerbangan, Skytrax.

Dalam daftar yang dibuatnya dari 70 negara, diketahui bahwa perbedaan harga tes PCR yang termahal dan termurah di dunia bisa mencapari 396 dollar AS atau setara Rp5,07 juta.

Kansai International Airport yang berada di Jepang memiliki harga tes PCR termahal di dunia, yaitu 404 dollar AS atau setara Rp5,82 juta.

Nah, untuk bandara dengan biaya tes PCR termurah, jawabannya tentu saja berasal dari negara India.

Mumbai Airport diketahui menjadi bandara dengan tarif tes PCR termurah, yaitu hanya 8 dollar AS atau setara Rp115.200.

Sementara untuk di Eropa, harga tes PCR di berbagai bandara berkisar antara 82 dollar AS hingga 135 dollar AS.

Baca Juga: Sudah Lakukan Isolasi Mandiri, Inilah Saatnya Penderita Dinyatakan Sembuh dari Covid-19 dan Sudah Tidak Tularkan Virus Lagi, Perlukah Lakukan PCR Ulang?

Dalam daftar tersebut, dua bandara Indonesia menjadi 'wakil', yaitu Denpasar Bali dan Soekarno-Hatta Banten dengan masing-masing memiliki harga tes PCR 61 dollar AS dan 54 dollar AS.

Menurut Euractiv.com, perbedaan harga tes PCR tersebut ditentukan oleh apakah tes dilakukan di lembaga milik negara atau swasta.

Selain itu, menurut laporan koresponden BETA, perbedaan harga juga terkadang dipengaruhi apakah orang yang melakukan tes berasal dari dalam atau luar negeri.

 

Sementara menurut The National News, perbedaan harga tes PCR terkadang ditentukan oleh kebutuhan mesin laboratorium dan kebutuhan keahlian teknisi yang mengujinya.

Faktor penyebaran laboratorium juga disebut oleh laporan tersebut sangat berpengaruh sebab, semakin jauh jarak laboratorium dengan lokasi pengambilan sampel akan menentukan tambahan biaya pengiriman.

Skytrax sendiri menyebut bahwa lokasi bandara, infrastruktur, staf, dan laboratorium menjadi faktor penentu.

Penjelasan Kemenkes

Lalu bagaimana dengan Indonesia sendiri? Apa yang mempengaruhi tingginya harga tes PCR di tanah air?

Baca Juga: Ada Saja yang Cari Kesempatan dalam Kesempitan, Lakukan Bisnis Surat Swab PCR Palsu, Polisi Amankan 3 Sindikat

Melalui Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi, Kementerian Kesehatan menyebut faktor bahan baku yang harus diimpor masih menjadi penentu harga tes PCR di Indonesia.

"Karena tes PCR kita masih impor ya termasuk bahan bakunya juga, sebagian besar juga impor," jelas Nadia, seperti dikutip dari Kompas.com, Sabtu (14/8/2021).

Indonesia sendiri, menurut Nadia, sudah berencana untuk membuat PCR sendiri, akan tetapi masih kesulitan memperoleh bahan baku dari dalam negeri.

"Kita sudah ada produksi dalam negeri, tapi masih ada bahan baku yang tetap harus impor," ujar dia.

 

Baca Juga: Tak Perlu Panik, Ini yang Perlu Anda Lakukan Setelah Kontak Erat dengan Pasien Covid-19, Langsung PCR Atau Antigen Dahulu?