Penulis
Intisari-Online.com – Bangkai kapal Romawi Kuno ini berasal dari abad kedua SM.
Di lepas pantai Palermo, Sisilia, para arkeolog telah menemukan kapal karam dari masa Romawi Kuno yang sarat dengan amphora, atau guci yang digunakan terutama untuk mengangkut anggur dan minyak zaitun.
The Superintendence of the Sea (SopMare), adalah sebuah badan pemerintah Sisilia yang bertanggung jawab untuk menjaga benda-benda bersejarah dan alam yang ditemukan di perairan laut.
Menurut mereka, kapal ini ditemukan pada abad kedua SM, di dekat Isola delle Femmine, lapor surat kabar lokal PalermoToday.
Kapal bersandar di Laut Mediterania pada kedalaman sekitar 92,05 meter.
Di atas kapal karam itu terdapat ‘muatan berlebihan’ dari amphora anggur, tulis Lorenzo Tondo pada Guardian.
Pihak berwenang memuji bahwa temuan itu adalah salah satu penemuan arkeologi terpenting di wilayah tersebut dalam beberapa tahun terakhir.
“Mediterania terus memberi kita elemen berharga untuk rekonstruksi sejarah kita yang terkait dengan perdagangan maritim, jenis kapal, transportasi yang dilakukan,'' kata Valeria Li Vigni, pemimpin ekspedisi dan pengawas laut untuk Sisilia.
“Sekarang kita akan tahu lebih banyak tentang kehidupan di kapal dan hubungan antara populasi pesisir.”
Untuk menyelidiki kapal yang tenggelam, para ahli menggunakan kapal oseanografi bernama Calypso South.
Kapal itu dilengkapi dengan instrumen presisi tinggi, termasuk kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh (ROV) yang digunakan untuk mengambil foto bangkai kapal.
Selama masa Republik Romawi, perdagangan anggur Sisilia adalah salah satu kegiatan yang paling menguntungkan dan tersebar luas pagi pengusaha lokal, menurut Giacomo Galeazzi dari surat kabar Italia La Stampa.
Sementara, jenis anggur Sisilia sendiri yang dikenal dengan Mamertino, sangat populer sampai-sampai menarik perhatian Julius Caesar sendiri.
Menurut La Stampa, amphora anggur yang baru ditemukan itu menjadi ‘saksi’ masa damai dan kemakmuran di Mediterania, yang disebut oleh orang Romawi sebagai Mare Nostrum (=Laut Kita, bahasa Latin).
Para peneliti berharap kargo tersebut dapat mengungkapkan informasi tentang rute perdagangan kuno yang digunakan untuk mengangkut rempah-rempah, anggur, makanan, dan barang-barang lainnya ke Afrika Utara, Spanyol, Prancis, dan Timur Tengah.
Ditemukan hampir di seluruh dunia klasik, amphora mewakili banyak informasi bagi para sarjana kontemporer.
Seperti yang ditulis Mark Cartwright untuk World History Encyclopedia pada 2016, kendi bergagang dua ini, yang namanya berasal dari amphiphoreus, istilah Yunani untuk “dibawa di kedua sisi”, menyimpan petunjuk tentang tanggal, mata rantai perdagangan, dan penghuni situs arkeologi.
Meskipun kapal umumnya dikaitkan dengan Yunani kuno, namun peradaban mulai dari Romawi hingga Fenisia juga menggunakannya.
Amphora sering ditemukan di kargo pada banyak bangkai kapal kuno.
Pada Mei 2021, pengawas pantai menemukan kapal Romawi lain di dekat pulau Ustica, Sisilia.
Bangkai kapal itu ditemukan pada kedalaman 70 meter, menyimpan harta karun amphora yang diisi dengan anggur yang berasal dari abad kedua SM.
Pada tahun 2013, pihak berwenang juga menemukan sebuah kapal Romawi yang hampir utuh, ‘istirahat’ di kedalaman 50 meter di lepas pantai Genoa.
Kapal itu menampung sekitar 50 amphora, seperti yang dilaporkan oleh Agenzia Nazionale Stampa Associata (ANSA) saat itu.
Menurut La Stampa, amphora, digunakan sebagai "salah satu elemen dasar untuk pengangkutan berbagai barang konsumsi selain anggur".
Seperti minyak dan buah, adalah "elemen yang tak tergantikan" bagi para arkeolog yang berharap dapat melacak jaringan perdagangan kuno.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari