Find Us On Social Media :

Pantas Tagar #SouthKoreaRacist Sampai Trending, Usai Media Mereka Lecehkan Indonesia saat Pembukaan, Kini Petembaknya Ledek Sniper Iran yang Raih Emas Olimpiade

By Tatik Ariyani, Minggu, 1 Agustus 2021 | 20:05 WIB

Tangkapan layar penayangan kontingen Indonesia dalam upacara pembukaan Olimpiade Tokyo yang disiarkan oleh televisi MBC Korea Selatan pada Jumat (23/7/2021).

Intisari-Online.com - Stasiun televisi Korea Selatan, MBC mendapat kecaman keras dari netizen Indonesia setelah menayangkan siaran pembukaan Olimpiade Tokyo beberapa waktu lalu.

Netizen Indonesia menganggap MBC bersikap diskriminatif dengan menayangkan keterangan berbeda saat kontingen Indonesia berparade, seperti diwartakan Kompas.tv, (28/7/2021).

Di Twitter, sejumlah pengguna mengecam MBC karena menggunakan keterangan berbeda saat kontingen Indonesia tampil.

Sementara banyak negara lain ditampilkan dengan makanan terbaik mereka, Indonesia justru diperkenalkan dengan tingkat vaksinasi Covid-19 yang rendah, 6 persen.

Baca Juga: Ketar-ketir atas 10.000 Artileri Korea Utara, Korsel Kini Kembangkan Iron Dome ala Israel, Seberapa Canggih?

“MBC tidak memasang keterangan tentang produk domestik bruto (PDB) dan tingkat vaksinasi untuk negara-negara lain, jadi mengapa hanya Indonesia,” cuit @ReditaRatliff.

Sejumlah netizen juga mengecam kesalahan MBC yang menunjukkan peta Indonesia yang justru terpusat di utara Pulau Kalimantan.

Padahal, titik itu menunjukkan lokasi wilayah negara bagian Sarawak, Malaysia.

“MBC seharusnya menunjukkan Indonesia ke bagian lebih bawah atau selatan dari pulau Kalimantan/Borneo. Ini membingungkan, apakah gambar itu menunjukkan Kalimantan atau Malaysia,” tulis seorang pengguna Twitter, @MatchahLatteh.

Baca Juga: KMP Yunicee Tenggelam di Selat Bali Tadi Malam, Inilah Insiden Tenggelamnya Kapal Feri Paling Mengerikan, Pencariannya Sampai 3 Tahun Korban Ditemukan Sudah Jadi Tulang

Tindakan rasis Korea Selatan tak berhenti sampai di situ.

Tagar #SouthKoreaRacist trending di Twitter, setelah atlet Korea Selatan menyebut atlet Iran sebagai teroris.

Dunia maya menyoroti ucapan Jin Jong-oh setelah dia harus pulang lebih awal, setelah gagal dalam babak kualifikasi cabang olahraga menembak di Olimpiade Tokyo.

Turun di nomor 10 meter air pistol, Jin harus merelakan medali emas jatuh ke tangan penembak bernama Javad Foroughi.

"Bagaimana bisa teroris memenangkan emas? Hal paling konyol dan membingungkan," ucap Jin kepada reporter di Bandara Seoul, dikutip Korea Times.

Ucapan Jin itu merujuk kepada temuan bahwa Foroughi merupakan anggota Korps Garda Revolusi Iran (IRGC), sayap militer elite di Iran.

Ucapan Jin itu menuai kontroversi, dengan tagar #SouthKoreaRacist menjadi trending bagi pengguna Twitter Indonesia.

Seperti diketahui, dalam Olimpiade Tokyo 2020, Iran berhasil menyabet medali emas melalui atlet menembak mereka Javad Foroughi (41).

Baca Juga: Sudah 10 Kali Lipat dari AS, 'Gaji' Atlet Peraih Medali Emas Olimpiade Tokyo yang Dijanjikan Indonesia Ternyata Masih Dikalahkan oleh 2 Negara Ini, Salah Satunya Negara Tetangga Sendiri

Javad berhasil merebut medali emas sekaligus medali pertama dari Olimpiade Tokyo 2020 bagi Iran dari cabang olahraga menembak.

Namun, kemenangan Javad ternyata menimbulkan kecaman di Israel karena prajurit militer Iran itu dituduh sebagai penjahat dunia yang tidak pantas mendapatkan medali emas di ajang bergengsi dunia itu.

Melansir The Jerusalem Post, Senin (26/7/2021), Javad yang tergabung dalam Islamic Revolutionary Guard Corps (IRGC) atau Pasukan Garda Revolusi Islam Iran tersebut dicap sebagai seorang teroris.

United for Navid mengatakan IRGC “memiliki sejarah kekerasan dan pembunuhan tidak hanya terhadap orang-orang Iran dan pengunjuk rasa di sana, tetapi juga orang-orang yang tidak bersalah di Suriah, Irak dan Lebanon. IRGC adalah organisasi teroris asing yang ditunjuk oleh Amerika Serikat.”

Rezim Iran telah memainkan peran penting dalam memajukan perang diktator Suriah Bashar Assad melawan penduduknya, yang telah mengakibatkan kematian lebih dari 500.000 orang di negara yang terfragmentasi.

United For Navid menulis "kepada IOC awal tahun ini dan memperingatkan mereka tentang kemungkinan kehadiran militer dan bahkan politisi yang menjabat sebagai perwakilan atletik Iran. Pejabat IOC tidak pernah mengambil tindakan apapun. Pemberian medali emas Olimpiade kepada anggota organisasi teroris merupakan penghinaan bagi atlet lain dan tanda hitam di IOC. United for Navid menyerukan penyelidikan segera oleh IOC, dan sampai penyelidikan selesai, penangguhan penghargaan medali apa pun.”

Ellie Cohanim, mantan wakil utusan khusus AS kelahiran Iran untuk memantau dan memerangi antisemitisme di Departemen Luar Negeri AS, mentweet: "Sungguh memalukan bagi Olimpiade. Orang ini telah dianggap sebagai anggota IRGC sebagai organisasi teroris yang ditunjuk."