Korea Utara Benar-benar Terancam Jadi Sarang para Pemakan Sesama Manusia, Jauh Sebelum Krisis Pangan Terjadi, Sejumlah Rakyatnya Sudah Suka Gali Mayat Demi Perut yang Kelaparan

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Kim Jong Un Pemimpin Korea Utara
Kim Jong Un Pemimpin Korea Utara

Intisari-Online.com-NK News, yang berbasis di Seoul, Korea Selatan, melaporkan satu kilogram pisang di Pyongyang, ibu kota Utara, mencapai harga Rp 641 ribu.

MengutipDaily Mirror,ini setara dengan tujuh pisang, yang berarti masing-masing berharga Rp 91 ribu.

Bulan lalu,Radio Free Asiamelaporkan bahwa beberapa petani Korea Utara diminta menyumbangkan dua liter urin mereka setiap hari untuk membantu memproduksi pupuk.

Diketahui, jarang bagi Kim untuk mengakui bahwa sedang terjadi masalah di Korea Utara.

Baca Juga:Selama Ini Dizalimi Korea Utara, Mendadak Militer Korea Selatan Bangun Rudal yang Mampu Menyerang China, Rusia, hingga Balik Hantam Korea Utara

Namun, para ahli tidak percaya kekurangan makanan akan menyebakan kelaparan di seluruh negeri,The Washington Postmelaporkan.

Awal bulan ini, Dewan Keamanan PBB disarankan oleh Tomas Ojea Quintana untuk mempertimbangkan mencabut sanksi terhadap Korea Utara karena kekurangan pangan.

Tomas, pelapor khusus PBB untuk hak asasi manusia di Korea Utara, mengungkapkan pandemi telah menyebabkan negara itu "kesulitan ekonomi yang drastis."

Tak hanya itu, perdagangan Korea Utara dengan China turun 90 persen pada Maret dan April 2021.

Baca Juga: Krisis Pangan Korea Utara Makin Parah, Kim Jong Un Sampai Perintahkan Puluhan Ribu Ibu Rumah Tangga untuk Bekerja di Sawah

Namun, disetiap bencana, seperti bencana alam, bencana perang dan bencana kelaparan, hampir dipastikan anak-anak selalu menjadi korban.

Dalam sejarah Korea Utara sendiri mencatat pernah terjadi

seorang ayah yang kelaparan diberitakan telah dieksekusi karena membunuh kedua anaknya untuk dimakan.

Karena kebijakan tertutup yang dianut negara komunis ini, kelaparan tersembunyi terjadi di provinsi pertanian di Hwanghae Utara dan Selatan yang menewaskan hingga 10.000 orang.

Baca Juga: Senjata Makan Tuan, Sok-sokan Tembak Siapapun yang Lewati Perbatasan dengan China, Kini Justru Rakyat Korea Utara Jadi Korban Gara-gara Ulah Kim Jong-Un

Hal itu memicu kekhawatiran bangkitnya kembali kejadian manusia memakan sesamanya di negara komunis tersebut.

Kisah suram ini hanyalah salah satu kisah yang mencuat di saat para penduduk bertarung melawan kelaparan karena mengalami kekeringan dan kekurangan menyerang pertanian yang diperparah dengan para pejabat partai yang menyita makanan.

Menurut situs Dailymail, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah menghabiskan banyak uang untuk peluncuran dua roket, meski ada berbagai laporan soal kekurangan makanan di negara itu dan keprihatinan atas meninggalnya 10.000 orang karena kelaparan.

Beberapa reporter dari Asia Press yang melakukan penyamaran mengatakan kepada Sunday Times bahwa seorang pria bahkan berani menggali kuburan cucunya sendiri dan memakan mayat cucunya tersebut.

Baca Juga: Sudah Merendahkan Diri Ingin Bicara dengan Amerika, Joe Biden Malah Berikan Jawaban Pedas kepada Kim Jong-Un

Bahkan ada seorang pria yang merebus anaknya sendiri untuk dimakan.

Peristiwa lain juga disebutkan adanya seorang ayah yang membunuh anak perempuan tertuanya saat istrinya sedang pergi dan kemudian membunuh anak laki-lakinya juga karena anaknya itu menyaksikan aksi brutalnya itu.

Saat istrinya kembali, sang suami mengatakan bahwa mereka memiliki 'daging', namun istrinya menjadi curiga dan menghubungi pejabat berwenang yang akhirnya menemukan bagian tubuh lain anak-anaknya itu.

Para jurnalis melaporkan bahwa stok makanan disita dari dua provinsi untuk diberikan kepada penduduk di Pyongyang.

Baca Juga: Seorang Pria Ditembak MatiHanya Karena Nonton Drama Korea, Kim Jong-UnKobarkan Perang Terhadap Bahasa Gaul, Jeans, dan Film Asing, Alasannya Sungguh Tak Masuk Akal

Sunday Times juga mengutip salah satu pejabat Partai Buruh Korea yang berkuasa bahwa di satu desa di kawasan Chongdan, seorang pria menjadi gila karena kelaparan.

Ia merebus anaknya sendiri, memakan daging anaknya dan akhirnya ditangkap.

Sekarang,Institut Pengembangan Korea, sebuah lembaga wadah pemikir yang dikelola pemerintah yang berbasis di Seoul, memperkirakan Korea Utara akan kekurangan 1,35 juta ton makanan tahun ini.

Korea Utara membutuhkan sekitar 5,75 ton makanan setiap tahun untuk memberi makan negaranya, kata lembaga itu.

Lembaga itu mengatakan, kekurangan tersebut disebabkan topan musim panas dan banjir.

Selain itu, petani di Korea Utara kekurangan peralatan pertanian.

Pandemi juga memaksa Korea Utara untuk menutup perbatasan daratnya.

Baca Juga: Hampir Jarang Ada yang Tahu, Ternyata Orang yang Jarang Disorot Ini Ada Pejabat Terkuat Kedua di Korea Utara Setelah Kim Jong-Un

(*)

Artikel Terkait