Find Us On Social Media :

Doktrin Pembangunannya Jadi Panduan Abadi, Inilah Shigeru Yoshida, Perdana Menteri yang 'Sulap' Wajah Jepang dari Pesakitan Pasca Perang Dunia II, Jadi Negara Termaju di Asia

By Muflika Nur Fuaddah, Kamis, 29 Juli 2021 | 19:29 WIB

Shigeru Yoshida, Perdana Menteri Jepang Pasca-Perang Duia II

Setelah ketua Partai Liberal, Hatoyama Ichiro, dilarang oleh Sekutu dari partisipasi dalam politik, Yoshida mengambil kendali partai dan berhasil menjadi perdana menteri pada 22 Mei 1946.

Meskipun pemimpin Sosialis Katayama Tetsu mampu membentuk Kabinet pada tahun 1947 dan 1948, dan Ashida Hitoshi yang berhaluan kiri menjabat untuk sementara waktu pada tahun 1948, Yoshida menjabat sebagai perdana menteri untuk sebagian besar periode antara tahun 1946 dan 1954, membentuk lima kabinet terpisah.

Setelah membangun pengikut pribadi yang besar, dia mampu memerintah hampir secara otokratis.

Yoshida memberikan stabilitas di Jepang dalam periode pemulihan kritis ini.

Baca Juga: ‘Tentara Hantu’ Pasukan Khusus Saat Perang Dunia II, Rekrutannya adalah Pekerja Seni, Rekam Suara-suara Militer untuk Kelabui Musuh AS, Tapi Tak Pernah Diakui dengan Layak oleh Pemerintah Atas Upaya Heroik Mereka

Dia membimbing negaranya kembali ke kemakmuran ekonomi, menetapkan jalan untuk kerjasama pascaperang dengan Amerika Serikat dan Eropa Barat.

Untuk memulihkan Jepang yang hancur pasca-perang baik dari segi ekonomi dan infrastruktur, dia menjalin hubungan dengan negara-negara Barat.

Jepang mulai menerapkan pasar bebas, perusahaan besar yang hancur seperti Toyota mendapat pinjaman untuk pemulihan.

Pada tahun 1951 dia merundingkan perjanjian damai yang mengakhiri Perang Dunia II, serta pakta keamanan antara Jepang dan Amerika Serikat.

Baca Juga: Perdana Menteri Kanada Minta Maaf Atas Penahanan Warga Kanada Italia Selama Perang Dunia II, Dianggap Sebagai ‘Alien’ Musuh yang Potensial Ancam Keselamatan Negara