Find Us On Social Media :

Bukan China Apalagi Rusia, Siapa Sangka Justru Negara Kecil Ini yang Jadi Target Serangan Udara Pertama Joe Biden, Ternyata Simpan Musuh yang Menakutkan

By Mentari DP, Rabu, 21 Juli 2021 | 17:30 WIB

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.

Intisari-Online.com - Joe Biden menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) pada awal tahun 2021 ini.

Namun hingga pertengahan tahun 2021, Joe Biden masih belum melakukan serangan kepada lawan-lawannya.

Nyatanya itu salah.

Baca Juga: Ditinggal Pasukan Amerika, Afghanistan Langsung Porak-poranda Dihancurkan Kelompok Teroris, Sampai Minta Bantuan Negara yang Tengah Bersengketa dengan China Ini

Mendadak Pentagon melaporkan bahwa serangan udara pertama di era Presiden Biden sudah diluncurkan.

Siapa targetnya? Apakah China atau Iran?

Dilansir dari sputniknews.com pada Rabu (21/7/2021), Departemen Pertahanan AS melakukan serangan udara pertama sejak pelantikan Presiden Joe Biden terhadap pasukan kelompok radikal Al-Shabaab.

Al-Shabaab adalah kelompok jihadis yang berbasis di Somalia, Afrika Timur.

Pada 2012, Al-Shabaab terikat perjanjian setia kepada organisasi Islam militan Al-Qaeda.

 

Baca Juga: Sinovac Tak Ada Apa-apanya, Pantas Vaksin AstraZeneca Jadi Rebutan, Ternyata Ini Kelebihan Vaksin Buatan Ilmuwan Inggris Itu, Indonesia Beruntung Menggunakannya!

 

Tentu kita sudah tahu bahwa Al-Qaeda merupakan musuh besar bagi Amerika Serikat (AS).

Nah, terkait serangan udara itu, Komando Afrika AS (AFRICOM) melaporkan tiga ekstremis Al-Shabaab tewas dalam dua serangan di Jamaame dan Deb Scinnele.

Tapi tidak ada warga sipil yang terluka atau tewas akibat serangan ini,

Mengutip juru bicara Pentagon Cindi King, Agence France-Presse menyatakan bahwa serangan terhadap kelompok ekstremis al-Shabaab terjadi di sekitar Galkayo, Somalia.

Lokasinya kira-kira 692 km timur laut Mogadishu.

Dalam laporannya, King menyatakan pertempuran antara AS dan kelompok itu masih tertunda.

Karena saat ini al-Shabaab sedang terlibat pertempuran dengan pasukan Somalia.

Serangan udara tunggal dilakukan oleh AFRICOM bekerja sama dengan pemerintah Somalia.

Itu merupakan serangan udara terbaru, sebelumnya serangan udara terakhir oleh AS di Somalia adalah 19 Januari 2021.

Setelah pelantikan, Presiden Biden memerintahkan peninjauan kebijakan tentang serangan pesawat tak berawak dan serangan komando di luar zona konflik konvensional.

Serta pengenaan pembatasan sementara pada operasi semacam itu.

Baca Juga: Nyesel Kalau Tak Tahu Trik Ini Apalagi Saat Idul Adha, Ternyata Cuma Modal Lakukan Langkah Ini Bisa Bikin Hemat Gas Saat Memasak Daging

 

Ini berbeda dengan pendahulunya, Donald Trump, yang dilaporkan telah memberikan kebebasan kepada militer AS di tempat-tempat seperti Somalia dan Libya sehubungan dengan serangan udara.

Pada bulan Maret, media AS melaporkan bahwa juru bicara Pentagon John Kirby menyatakan bahwa setiap serangan yang direncanakan di luar Afghanistan, Suriah, dan Irak harus diserahkan ke Gedung Putih.

Tujuannya agar presiden memastikan bahwa presiden memiliki visibilitas penuh pada usulan tindakan yang diusulkan.

Menurut organisasi non-pemerintah Airwars, yang melacak korban sipil dalam serangan udara di seluruh dunia, serangan pesawat tak berawak meningkat secara signifikan selama era kepresidenan Trump.

Salah satunya 11 serangan meningkat di Somalia pada 2015 menjadi 64 pada 2019 dan 54 pada 2020.

Kelompok radikal Al-Shabaab sendiri ialah Gerakan Pemuda Mujahidin.

Di mana mereka memiliki hubungan dekat dengan organisasi teroris internasional Al-Qaeda.

Kehadiran kelompok ini telah mengobarkan perang bersenjata melawan pemerintah pusat Somalia dan menghalangi kegiatan kemanusiaan PBB.

Baca Juga: Sok-sokan Nyelonong Wilayah Tetangga Indonesia Ini, Kapal Perang China Panik Bukan Main Ketika Ditantang Kapal Kecil, Padahal Mereka Tak Bawa Senjata Apa-apa