Find Us On Social Media :

Sampai Bikin Satgas Covid-19 Beri Tantangan 'Magang' di IGD dan Kamar Mayat, Terbongkar Alasan Orang Percaya Setengah Mati Teori Konspirasi, Termasuk Ingin Merasa Jadi 'Pahlawan'

By Tatik Ariyani, Rabu, 21 Juli 2021 | 12:02 WIB

Ilustrasi gelombang virus corona di Indonesia

Para ahli psikologi menduga, banyak orang bisa percaya teori konspirasi karena alasan psikologis. Hal itu tak lepas dari proses evolusi.

Saat Anda merasa tak berdaya dan terkucilkan, percaya ada kekuatan yang berkomplot untuk melawan minat atau kepentingan Anda menjadi sesuatu yang menarik.

Dari ketertarikan tersebut, teori bisa mengakar. Setelah itu ada peran bias kognitif dan jalan pintas mental yang mendorong Anda lebih percaya teori konspirasi.

Proses berpikir sejenis juga terjadi saat seseorang percaya paranormal atau peramal.

Berikut penjelasan lebih lanjut bagaimana orang percaya teori konspirasi dari kacamata psikologi.

Para ahli menyebut banyak alasan mengapa seseorang bisa percaya pada teori konspirasi. Beberapa alasan ini dapat digolongkan ke dalam tiga garis besar, yakni:

1. Alasan epistemik

Alasan epistemik mengacu pada keinginan untuk memperoleh kepastian dan pemahaman.

Di tengah kondisi yang membingungkan, kacau, berbahaya, atau penuh ketidakpastian, orang jadi ingin memahami sekaligus terdorong untuk menjelaskan apa yang terjadi.

Baca Juga: Tidak Mau Kalah dengan Batman, Rupanya Amerika Punya ‘Ide Gila’ Jatuhkan Bom Hewan-hewan Ini di Jepang Saat Perang Dunia II, Berhasilkah?