Hitler mengeluarkan perintah, meski bertentangan dengan Konvensi Jenewa, yang memungkinkan setiap orang yang tidak berseragam, yang diyakini pasukan Nazi sebagai mata-mata, dapat ditembak di tempat atau disiksa dan kemudian dieksekusi.
Ada satu insiden khusus menjelang akhir perang ketika lebih dari 30 orang yang bertugas dengan SAS.
Mereka dikerahkan untuk merusak jalur kereta api yang menghubungkan Prancis barat ke Prancis untuk menunda pengiriman kendaraan dan peralatan militer Nazi yang sedang diangkut sampai ke ibu kota Jerman dengan kereta api.
Sayangnya, seluruh kelompok ditangkap dan dieksekusi oleh divisi SS Jerman.
Contoh lain adalah Tim Jedburgh SOE yang merupakan tim kecil terdiri dari tiga pasukan (dua perwira dan seorang operator radio).
Mereka dijatuhkan di belakang garis musuh dan terhubung dengan anggota perlawanan lokal.
Mereka mengenakan seragam, tetapi tahu bahwa jika tertangkap mereka mungkin akan diperlakukan seperti mata-mata.
Orang-orang yang mengambil bagian dalam misi semacam ini akan dilatih secara khusus untuk menyusup ke musuh melalui sabotase, dan mampu beroperasi dengan cerdas di lingkungan yang berbahaya, melansir The Guardian.
Banyak veteran SOE dan SAS yang masih belum diketahui, karena catatan tetap rahasia atau dihancurkan selama atau setelah perang.