Find Us On Social Media :

Betapa Mirisnya, saat Banyak Warga Meregang Nyawa, Justru Muncul Dugaan Kartel Kremasi Jenazah Pasien Covid-19, 'Rampok' Keluarga yang Berduka Hingga Rp80 Juta

By Mentari DP, Selasa, 20 Juli 2021 | 13:30 WIB

Kartel kremasi jenazah pasien Covid-19.

 

Intisari-Online.com - DKI Jakarta menjadi provinsi dengan kasus virus corona tertinggi di Indonesia.

Akibat kasus virus corona tertinggi di Indonesia, kasus kematian juga melonjak tajam.

Di tengah duka warga atas pandemi virus coronam diduga ada praktik kartel kremasi

Baca Juga: Ibu-ibu Satu Indonesia Salah Semua, Ternyata Daging Kurban Tidak Boleh Dibersihkan dengan Cara Ini, Atau Bisa Sebab Efek Mengerikan Ini

Tarif kremasi yang meningkat itu menjadi sorotan kepolisian.

Ini semua berkat pengakuan korban yang diperas kartel kremasi.

Dilansir dari kompas.com pada Selasa (20/7/2021), informasi terkait kasus kartel kremasi viral melalui pesan berantai WhatsApp.

Dalam pesan itu diberi judul 'Diperas Kartel Kremasi'.

Korban Martin, warga Jakarta Barat, mengatakan bahwa ibunya meninggal dunia pada 12 Juli 2021.

Lalu Dinas Pemakaman membantu mencarikan krematorium untuk ibunda Martin.

Baca Juga: Bukan Obat Vaksin, Apalagi Makanan, Ini Dia Cara Ampuh Menangkal Covid-19 hingga 54% Secara Murah Meriah, Hanya dengan Lakukan Ini di Pagi Hari

Akan tetapi salah satu petugas dinas itu disebut memberi tawaran paket kremasi senilai Rp48,8 juta.

Tawaran petugas dinas itu langsung membuat Martin terkejut.

Pasalnya, enam minggu sebelumnya, kakak Martin meninggal dunia dan biaya kremasi tak sampai Rp10 juta.

Bahkan dua minggu setelahnya, besan dari kakak Martin dan anak perempuannya juga meninggal dunia akibat Covid-19.

Saat itu biaya yang dikeluarkan sebesar Rp24 juta per orang.

Martin bukan satu-satunya korban. Kenalan Martin juga diberikan penawaran serupa dengan tarif Rp45 juta.

Tentu saja mereka menolaknya.

Alih-alih memakai tawaran kremasi itu, Martin mendapatkan lokasi kremasi di Cirebon.

Tarifnya hanya Rp 2,5 juta dan beberapa ratus ribu rupiah untuk biaya tambahan. 

"Betapa nyamannya kartel ini 'merampok' keluarga yang berduka."

"Karena biaya peti dan biaya mobil jenazah (satu mobil dua jenazah) harusnya tidak sampai Rp10 juta," kata Martin dalam pesan tersebut.

Beberapa hari setelahnya, kenalan Martin lainnya dipatok tarif sebesar Rp80 juta untuk kremasi.

Hanya saja Rumah Duka Abadi di Jakarta Barat membantah telah menetapkan tarif kremasi jenazah sebesar Rp45 juta.

Baca Juga: Hoax China Minta Pulau Kalimantan Sebagai Jaminan Utang, Ternyata Segini Banyak Utang Indonesia ke China, Pantas Saja Banyak yang Percaya!

 

Rumah duka itu menyatakan tidak memiliki layanan kremasi jenazah.

"Bisnis kami itu ambulans, peti, dan rumah persemayaman. Tidak ada kremasi," kata Business Development Rumah Duka Abadi, Indra Paulus, Senin.

Ia menyampaikan bantahan itu terkait dengan kabar yang beredar di media sosial.

Di media sosial beredar foto nota pembayaran pelayanan Rumah Duka Abadi di Grogol Petamburan, Jakarta Barat.

Karena kartel kremasi semakin meresahkan warga di tengah pandemi virus corona, polisi akan menyelidiknya.

"Pasti akan kami selidiki. Segala yang meresahkan di masyarakat pasti kami selidiki," kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat, Kompol Joko Dwi Harsono, Senin.

Joko pun mengimbau warga yang ditawari kartel kremasi untuk segera melapor.

"Kami memerlukan informasi yang sekecil-kecilnya dan selengkapnya. Kami berharap korban mau hadir memberi informasi," ujar Joko.

Terakhir, Pemprov DKI pun berencana membangun krematorium untuk mengkremasi jenazah pasien Covid-19.

Baca Juga: Bikin Orang se-Indonesia Iri, Tetap 'Adem Ayem' Meski Diserbu Orang Kaya India yang Kabur dari Varian Delta, Kini Negara Ini Punya Obat yang Bisa Cegah Kematian Pasien Covid-19