Penulis
Intisari-Online.com - Dengan kekayaan yang dimilikinya, gembong narkoba terkaya Pablo Escobar bisa membeli apa saja.
Itu dibuktikannya semasa ia hidup, salah satunya dengan membeli sejumlah hewan eksotis untuk ditempatkan di kebun binatang pribadinya.
Kuda nil merupakan satu di antara hewan eksotis yang dipelihara Pablo Escobar.
Namun, setelah kematian Pablo Escobar, hewan tersebut mulai menyusahkan warga, bahkan kini jumlahnya yang terus bertambah dikhawatirkan para ilmuwan.
Melansir BBC(26/6/2014), Empat belas tahun setelah kematiannya, yaitu pada tahun 2007, orang-orang di pedesaan Antioquia, 200 mil barat laut Bogota, mulai menelepon Kementerian Lingkungan Hidup untuk melaporkan penampakan binatang aneh.
Rupanya, itu adalah seekor kuda nil dari Hacienda Napoles, sebuah peternakan luas yang dimiliki oleh gembong narkoba Pablo Escobar.
"Mereka menemukan makhluk di sungai yang belum pernah mereka lihat sebelumnya, dengan telinga kecil dan mulut yang sangat besar," kenang Carlos Valderrama, dari badan amal Webconserva.
Dia pergi untuk melihat, dan ia dihadapkan pada tugas untuk menjelaskan kepada penduduk desa yang terkejut saat diberi tahu bahwa hewan yang mereka lihat adalah binatang dari Afrika, seekor kuda nil.
Pablo Escobar menyelundupkan gajah, jerapah, dan hewan eksotis lainnya, di antaranya empat kuda nil - tiga betina dan satu jantan.
Dengan 'kebaikan' khasnya, saat itu pemilik julukan "Robin Hood dari Kolombia" ini membiarkan orang-orang berkeliaran dengan bebas di sekitar kebun binatang miliknya.
Bus-bus yang penuh dengan anak-anak sekolah pun melintas di bawah replika pesawat baling-baling yang membawa pengiriman kokain pertama Escobar ke AS.
Namun, semua tak lagi sama setelah Pablo Escobar meninggal dalam baku tembak dengan polisi Kolombia.
Baca Juga: Bersaing Ketat, Inilah 5 Negara dengan Militer Terkuat di Dunia
Ketika Hacienda Napoles disita pada awal 1990-an, hewan dari kebun binatang Escobar ini tersebar ke kebun binatang di seluruh negeri, tetapi tidak dengan kuda nil.
Selama sekitar dua dekade, mereka berkubang di danau pekat mereka. Tapi kemudian mulai bergerak dari tempat tinggal mereka ini.
Taman seluas 20 km persegi (8 sq mile) di sekitar mereka menjadi terbengkalai dan ditumbuhi, yang kemudian berubah kembali menjadi kebun binatang dan taman hiburan, lengkap dengan seluncuran air.
Sementara itu, kuda nil Escobar terus berkembang biak, dan berlipat ganda.
Baca Juga: Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa, Petunjuk untuk Menyelesaikan Permasalahan di Masyarakat
Keberadaan kuda nil Escobar mulai membuat resah warga sekitar ketika hewan tersebut bergerak dari tempat tinggal mereka.
Carlos Valderrama, yang pekerjaannya termasuk mengawasi kuda nil di Magdalena, telah melihat hewan ini hingga 250 km (155 mil) dari Hacienda Napoles.
"Nelayan takut pada herbivora seberat tiga ton", katanya.
Pada malam hari, hewan-hewan berkeliaran di pedesaan, berkeliaran di peternakan, lalu memakan tanaman dan kadang-kadang menghancurkan sapi kecil.
Rupanya, meski penampilannya canggung, mereka sangat gesit di dalam air dan dapat bergerak hingga kecepatan 18 mph (29km/jam).
Sering dikatakan bahwa kuda nil bertanggung jawab atas lebih banyak kematian manusia di Afrika daripada hewan lain mana pun.
Meskipun mungkin lebih akurat untuk mengatakan bahwa mereka menyebabkan lebih banyak kematian daripada mamalia liar lainnya.
"Serangan terjadi ketika manusia melanggar batas wilayah kuda nil", kata Lewison, ahli ekologi Universitas San Diego, Rebecca.
Tetapi hewan-hewan itu tidak seperti buaya, dia menunjukkan -mereka tidak melihat apa-apa dan secara naluriah ingin membunuhnya- jadi di daerah yang jarang penduduknya mungkin aman untuk membiarkan kuda nil Escobar berada.
Dalam 30 tahun sejarah kawanan Escobar ini, tidak ada laporan tentang siapa pun yang terbunuh atau bahkan terluka parah.
"Tetapi, tinggal di dekat hewan pasti ada risikonya", kata Lewison.
"Yang harus diputuskan oleh masyarakat setempat apakah mereka mau mengambilnya," imbuhnya.
Bagi Carlos Valderrama, tidak melakukan apa-apa bukanlah pilihan.
Ia mengatakan bahwa mereka bukanlah hal yang jinak dan berisiko bagi penduduk lokal untuk membiarkan mereka berkeliaran begitu saja.
Solusi ideal adalah merelokasi mereka, katanya. Tapi tidak mudah untuk memindahkan kuda nil tersebut.
Hingga baru-baru ini, keberadaan kuda nil Escobar di Kolombia, yang bukan merupakan habitat asli hewan tersebut, masih membuat resah orang-orang.
Bahkan, mengutip BBC (14/2/2021), dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Biological Conservation pada 17 Januari lalu, sekelompok ilmuwan menyatakan bahwa memusnahkan kuda nil tersebut adalah satu-satunya cara untuk mengatasi dampak lingkungan yang ditimbulkan.
"Kami jelas-jelas merasa kasihan atas hewan-hewan itu, namun sebagai ilmuwan kami harus jujur," kata pakar biologi Kolombia, salah satu penulis studi, Nataly Castelblanco.
Kehadiran kuda nil yang dipelihara Escoba, menurut ilmuwan, bisa menjelma menjadi bom ekologis bagi lingkungan di negara itu.
"Kuda nil merupakan spesies yang invasif di Kolombia dan bila kita tidak membunuh sebagian dari populasi mereka saat ini, situasinya jadi tidak terkendali dalam 10 atau 20 tahun mendatang," kata Castelblanco.
Kini, kumpulan kuda nil di Kolombia merupakan yang terbesar di luar Afrika.
Jumlah kuda nil Escobar yang hidup di saluran-saluran air di Kolombia angkanya telah mencapai 80 hingga 120 ekor.
Diperkirakan jumlah hewan ini terus bertambah.
Castelblanco dan rekan-rekannya menyatakan bahwa populasi mamalia tersebut apabila tidak dimusnahkan, bisa mencapai lebih dari 1.400 spesimen pada awal 2034.
(*)