"Tes yang dilakukan telah menunjukkan validitas pendekatan ini sebagai aktivitas penetral virus terhadap strain baru, yang lebih berbahaya dan menular,” ujar CEO RDIF Kirill Dmitriev dikutip dari Kompas.com.
Menurut RDIF, Institut Penelitian Gamaleya secara aktif mempelajari varian yang muncul dari Covid-19 untuk menilai kemanjuran Sputnik V terhadap strain baru.
"RDIF akan terus mendukung studi lebih lanjut tentang kemanjuran Sputnik V terhadap galur baru, sambil menganalisis peluang bermitra dengan produsen vaksin terkemuka lainnya untuk mengembangkan koktail vaksin menggunakan suntikan pertama Sputnik V," tutur Dmitriev.
Kemanjuran vaksin Sputnik V juga diakui oleh Direktur Pusat Penelitian Epidemiologi dan Mikrobiologi Nasional Gamaleya, Alexander Gintsburg.
Ia mengklaim Sputnik V jadi salah satu vaksin paling efektif melawan virus asli dan varian baru.
"(Karena) pendekatan uniknya menggunakan dua vektor adenoviral," ujar dia.
Sputnik V telah terdaftar di 67 negara dengan total populasi lebih dari 3,5 miliar orang.
Data ini diperoleh selama vaksinasi di sejumlah negara antara lain Meksiko, Argentina, Serbia, Bahrain, Hongaria, San-Morino, Uni Emirat Arab, dan lainnya.
"Menunjukkan bahwa Sputnik V adalah salah satu vaksin teraman dan paling efektif melawan virus corona," pungkas dia.