Find Us On Social Media :

Jadi Vaksin Kontroversial Saat Pertama Kali Diciptakan, Vaksin Ini Malah Dianggap Paling Ampuh Membunuh Semua Jenis Virus Corona

By Afif Khoirul M, Rabu, 14 Juli 2021 | 06:35 WIB

Vaksin Sinopharm sudah tiba di Indonesia.

Intisari-online.com - Dari sekian banyak vaksin yang ada di dunia, beberapa di antaranya ternyata memiliki kontroversinya sendiri.

Miasalnya vaksin Sputnik V, yang merupakan vaksin Covid-19 buatan Rusia ini, disebut sebagai salah satu vaksin kontroversial di dunia.

Sputnik V belum menyelesaikan uji coba secara meyakinkan, aman, dan efektif dalam kelompok besar manusia.

Namun, vaksin ini diedarkan dan digunakan sebagai vaksin resmi.

Baca Juga: Pantas Sampai Disorot Joe Biden Kerusuhan di Kuba Oleh Rakyatnya Sendiri yang Dipicu Covid-19, Ternyata Begini Situasi Asli Di Kuba Sungguh Mengerikan

Sementara menurut Presiden Rusia Vladimir Putin, mengatakan vaksin ini telah menyelesaikan pengujian dan terbukti memberikan kekebalan efektif dan stabil pada pasien.

Bahkan ia mengatakan, salah satu putrinya sudah menerima vaksin ini, meskipun sempat mengalami demam.

"Sekarang dia sehat, katanya pada CNN, pada rapat Moskow (11/8/20) silaam.

Meski vaksin ini sempat memunculkan kontroversi di dunia, kini vaksin ini malah dipuji setinggi langit karena efektif melawan semua jenis varian Covid-19.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Justru Cetak Banyak Orang Kaya Baru di Indonesia, Lantas Mengapa Indonesia Malah Turun Kelas Jadi Negara Menengah Ke Bawah?

Dikembangkan oleh lembaga penelitian Gamaleya, Sputnik V adalah vaksin berlisensi pertama di dunia.

Setelah hampir satu tahun, Sputnik V telah digunakan oleh 67 negara di seluruh dunia, menurut RT.

Dalam studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah "Vaksin" pada 12 Juli.

Sputnik V menunjukkan "hasil yang kuat" dalam mencegah banyak jenis varian Covid-19, termasuk varian yang sangat menular seperti Delta.

Berdasarkan data vaksinasi di Meksiko, Argentina, Serbia, Bahrain, Hungaria dan banyak negara lainnya.

Peneliti Gamaleya Institute menemukan bahwa vaksin Sputnik V menetralkan gejala pada orang yang terinfeksi varian Alpha, Beta, Gamma, Delta, serta varian lainnya di Moskow.

Efektivitas vaksin Sputnik V terhadap varian Beta dan Delta berkurang untuk varian lain, tetapi masih lebih tinggi daripada banyak vaksin saat ini, kata para peneliti.

Baca Juga: Tak Ada Angin Tak Ada Hujan, Negeri Komunis Ini Tiba-tiba Dilanda Kerusuhan Besar karena Rakyatnya Sendiri, Rupanya Perkara Covid-19 Jadi Pemicunya

Berbeda dengan vaksin yang menggunakan teknologi mRNA seperti Pfizer atau Moderna, Sputnik V menggunakan adenovirus, bentuk virus corona yang tidak aktif.

Metode produksi vaksin ini telah diuji secara aktif selama lebih dari 50 tahun, dengan lebih dari 250 uji klinis dalam dua dekade terakhir, kata lembaga Gamaleya.

Vaksin yang menggunakan teknologi ini termasuk AstraZeneca dan Johnson & Johnson.

Namun, Sputnik V menggunakan adenovirus sendiri yang dikembangkan oleh Institut Gamaleya.

Sputnik V belum disetujui untuk penggunaan darurat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) atau badan pengatur Eropa untuk alasan seperti keamanan dan efektivitas.

Namun, jurnal ilmiah terkemuka seperti The Lancet dan Nature telah menerbitkan semua penelitian yang menunjukkan bahwa vaksin Sputnik V "aman dan efektif", menurut surat kabar Rusia RT.