Tak Ada Angin Tak Ada Hujan, Negeri Komunis Ini Tiba-tiba Dilanda Kerusuhan Besar karena Rakyatnya Sendiri, Rupanya Perkara Covid-19 Jadi Pemicunya

Tatik Ariyani

Penulis

Protes anti pemerintah di Kuba

Intisari-Online.com -Kerusuhan sipil telah berkembang di Kuba dan sekarang ribuan orang turun ke jalan untuk melakukan protes.

Demonstrasi ini adalah protes terbesar yang pernah terjadi di negara ini dalam beberapa dekade.

Lantas, mengapa orang bersatu melawan pemerintah Komunis - apa yang salah di Kuba?

Telah terjadi kerusuhan sipil besar di Kuba saat ribuan orang berdemonstrasi menentang pemerintah Komunis mereka.

Baca Juga: Indonesia Pecah Rekor, Kini Menjadi Negara Terbanyak di Dunia Dengan Kematian Terkait Covid-19, Kondisinya Lebih Parah dari India dan Brasil

Melansir Express.co.uk, Senin (12/7/2021), banyak orang Kuba menjadi marah atas keruntuhan ekonomi mereka dan menyalahkan Pemerintah mereka.

Kebencian lebih lanjut terhadap Pemerintah dapat dikaitkan dengan pembatasan kebebasan dan penanganan pandemi Covid oleh otoritas Kuba.

Orang-orang Kuba berjalan di kota-kota di seluruh negeri termasuk ibukota Havana menyerukan pemerintah untuk jatuh.

Ribuan orang Kuba yang terlibat dalam protes telah berteriak: "Turunkan kediktatoran!".

Baca Juga: 17.000 Kematian Akibat Covid-19 di Irak Diperparah Tragedi di Rumah Sakit Perawatan Pasien Covid-19 Ini, Keluarga Korban: 'Pejabat yang Korup Harus Bertanggungjawab'

Ada dua alasan utama keresahan ini: pertama karena masalah ekonomi yang melumpuhkan negara, dan yang kedua adalah kemarahan yang dirasakan terhadap penanganan pandemi oleh Pemerintah.

Krisis ekonomi Kuba

Ekonomi Kuba sebagian besar dikendalikan oleh negara, negara ini mengalami krisis ekonomi terburuk dalam beberapa dekade.

Alasan utama di balik krisis ekonomi negara itu adalah karena sanksi AS yang dijatuhkan oleh pemerintahan Trump dan biaya pandemi.

Tahun lalu, ekonomi Kuba menyusut 11% persen - ini adalah penurunan terburuk yang pernah dialami negara itu dalam hampir tiga dekade.

Pemerintah Kuba menangani pandemi

Pemerintah Kuba telah gagal mengendalikan pandemi.

Negara ini telah mengalami lonjakan kasus Covid, sebagai rekor tertinggi hampir 7.000 infeksi harian dan 47 kematian dilaporkan oleh pihak berwenang pada hari Minggu.

Baca Juga: Niatnya Hancurkan Markas Senjata Jerman, Pasukan Sekutu Justru Bombardir Kota yang Damai Karena Kesalahan Para Pilot Ini

Para pengunjuk rasa menuntut percepatan program vaksinasi Pemerintah yang mereka katakan terlalu lambat.

Seorang pengunjuk rasa mengatakan kepada The Associated Press: “Kami muak dengan antrian, kekurangan. Itu sebabnya saya di sini.”

Pengunjuk rasa lain mengatakan kepada BBC: “Kami tidak tahan lagi. Tidak ada makanan, tidak ada obat, tidak ada kebebasan. Mereka tidak membiarkan kami hidup.

Protes dimulai di San Antonio de los Baños dan dengan cepat menyebar ke seluruh negeri.

Banyak orang Kuba telah mencoba membagikan protes mereka lewat media sosial namun, pihak berwenang menutup akses internet negara itu untuk menghentikan penyebaran gambar tersebut.

Artikel Terkait