Setelah AS Tarik Pasukan dari Afghanistan, Rusia Jadi Makin Khawatir dengan Pasukan Taliban, Rupanya Ini Hal yang Dikhawatirkan Bakal Terjadi

Tatik Ariyani

Penulis

Militan Taliban yang dibebaskan oleh pemerintah Afghanistan

Intisari-Online.com -Delegasi Taliban di Moskow mengatakan pada hari Jumat bahwa kelompok itu menguasai lebih dari 85% wilayah di Afghanistan.

Kelompok itu meyakinkan Rusia bahwa mereka tidak akan membiarkan negara itu digunakan sebagai platform untuk menyerang orang lain.

Pasukan asing, termasuk Amerika Serikat, menarik diri dari Afghanistan setelah hampir 20 tahun pertempuran.

Langkah itu membuat gerilyawan Taliban berani mencoba untuk mendapatkan wilayah baru di Afghanistan.

Baca Juga: Amerika Kaget, Begitu Pasukannya Ditarik, Tentara Afganistan Langsung Menyerah Pada Taliban Sampai Serahkan Senjata Militernya, Rupanya Hal Ini yang Membuat Tentara Afganistan Ketakutan

Gerilyawan Taliban telah mendorong ratusan personel keamanan Afghanistan dan pengungsi untuk melarikan diri melintasi perbatasan ke negara tetangga Tajikistan.

Hal itu menimbulkan kekhawatiran di Moskow dan ibu kota lainnya bahwa ekstremis Islam dapat menyusup ke Asia Tengah, wilayah yang dipandang Rusia sebagai halaman belakang, seperti melansir Reuters, Jumat (9/7/2021).

Pada konferensi pers di Moskow pada hari Jumat, tiga pejabat Taliban berusaha memberi sinyal bahwa mereka tidak menimbulkan ancaman bagi wilayah yang lebih luas.

Baca Juga: AS Tarik Pasukan dari Afghanistan, Taliban Malah Kuasai Ribuan Senjata dan Kendaraan Pasukan Amerika dan Afghanistan, Apa Tujuannya?

Para pejabat mengatakan Taliban akan melakukan semua yang bisa dilakukan untuk mencegah ISIS beroperasi di wilayah Afghanistan dan juga akan berusaha untuk menghapus produksi narkoba.

"Kami akan mengambil semua tindakan sehingga ISIS tidak akan beroperasi di wilayah Afghanistan ... dan wilayah kami tidak akan pernah digunakan untuk melawan tetangga kami," kata pejabat Taliban Shahabuddin Delawar melalui seorang penerjemah.

Delegasi yang sama mengatakan sehari sebelumnya bahwa kelompok itu tidak akan menyerang perbatasan Tajik-Afghanistan, yang nasibnya menjadi fokus di Rusia dan Asia Tengah.

Moskow telah mencatat peningkatan tajam dalam ketegangan di perbatasan yang sama, dua pertiga di antaranya saat ini dikendalikan Taliban, kantor berita Interfax mengutip kementerian luar negeri Rusia mengatakan pada hari Jumat.

Baca Juga: Jangan Lalai Taati Prokes! Dirjen WHO Ungkap Dunia Sekarang dalam Titik Berbahaya Pandemi Covid-19

Kementerian luar negeri Rusia meminta semua pihak dalam konflik Afghanistan untuk menahan diri dan mengatakan bahwa Rusia dan blok militer CSTO yang dipimpin Moskow akan bertindak tegas untuk mencegah agresi di perbatasan jika perlu, RIA melaporkan.

Delegasi Taliban mengatakan pada konferensi pers yang sama bahwa kelompok itu akan menghormati hak-hak etnis minoritas dan semua warga Afghanistan harus memiliki hak atas pendidikan yang layak dalam kerangka hukum Islam dan tradisi Afghanistan.

"Kami ingin semua perwakilan masyarakat Afghanistan ... untuk mengambil bagian dalam menciptakan negara Afghanistan," kata Delawar.

Artikel Terkait