Find Us On Social Media :

Padahal Dulu Mengemis Vaksin Covid-19, Korea Utara Kini Malah Tolak Rencana Pengiriman Vaksin ke Negaranya, Ada Apa?

By Tatik Ariyani, Jumat, 9 Juli 2021 | 17:19 WIB

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un

Intisari-Online.com - Beberapa bulan lalu, Korea Utara meminta kiriman vaksin Covid-19.

Selain itu, Korea Utara juga diperkirakan akan mendapat hampir 2 juta dosis.

Kabar itu disampaikan aliansi vaksin Gavi, yang merupakan bagian dari program Covax besutan WHO.

Ini adalah konfirmasi resmi pertama bahwa Korut meminta bantuan internasional, meski mengeklaim bebas virus corona.

Baca Juga: Kini Cucunya Malah Bikin Rakyatnya Kelaparan, Siapa Sangka Dipilihnya Kim Il Sung Pendiri Korea Utara Sebagai Pemimpin Pertama Tak Lepas dari Satu Diktator Licin Ini

Skema Covax yang dipimpin aliansi Gavi akan menyalurkan 1,99 juta dosis ke Korea Utara, menurut laporan distribusi sementara Covax saat itu.

Juru bicara Gavi kepada AFP pada Kamis (4/2/2021) mengatakan bahwa semua negara yang menerima alokasi vaksin telah mengajukan permintaan.

Alokasi yang tercantum dalam laporan itu menunjukkan perkiraan pasokan terbaru dan mempertimbangkan kesiapan negara serta persetujuan regulasi, tambahnya.

Baca Juga: Terjadi Insiden Serius, Kim Jong Un Ganti Pejabat Senior Korea Utara, Berkaitan dengan Kasus Covid-19?

Menurut laporan tersebut, Korea Utara akan mendapat vaksin AstraZeneca-Oxford yang diproduksi Serum Institute of India.

Namun kini, ketika rencana pengiriman vaksin hendak dilakukan, Korea Utara justru menolaknya.

Korea Utara menolak rencana pengiriman Vaksin AstraZeneca yang diselenggarakan di bawah skema distribusi COVAX global.

Menurut sebuah wadah pemikir (think thank) Korea Selatan, Korea Utara khawatir dengan efek samping vaksin tersebut.

Pilihan Korea Utara mengarah pada vaksin bikinan Rusia.

Menurut laporan Institute for National Security Strategy (INSS), pihak berwenang Korea Utara menjadi khawatir dengan Vaksin AstraZeneca setelah muncul laporan kejadian pembekuan darah yang langka tapi serius di antara beberapa penerima vaksin itu.

INSS terafiliasi dengan agen mata-mata Korea Selatan.

Baca Juga: China dan Amerika Saling Tuduh Asal Mula Covid-19 Berasal, Joe Biden Mendorong 'Penggandaan Upaya Penelitian' Agar Hasilnya Lebih Pasti